ANALISIS
PENGARUH HARGA DAN PROMOSI
TERHADAP
PENINGKATAN PENJUALAN TIKET
PADA PT. MANIELA
TOUR & TRAVEL
DI MAKASSAR
MINI SKRIPSI
Diajukan Untuk
Memenuhi Tugas Akhir Semester
Pada Mata Kuliah
Manajemen Pemasaran
Di susun Oleh :
Kelompok 4 :
Ketua:
WANDANIA PUTRI ANGGRAENI 12 120 087
Anggota:
1. SITI MUTZILATUL CHUSNIA 12 120
096
2. SITI PURWITOSARI 12 120 088
3. SUCI
INDAH MENTARI 12 120 128
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI INDONESIA
(STIEI) MALANG
2013
ABSTRAK
Maqfira Dwi
Utami, A211 07 670. Analisis Pengaruh Harga
dan Promosi Terhadap Peningkatan Penjualan Tiket Pada PT. Maniela Tour
& Travel di Makassar (dibimbing oleh Muhammad Asdar dan Muhammad Ismail)
Masalah pokok
dalam penelitian ini adalah apakah harga dan promosi berpengaruh terhadap
volume penjualan tiket PT. Maniela Tour & Travel di Makassar
Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana pengaruh harga dan promosi
terhadap peningkatan volume penjualan tiket pada PT. Maniela Tour & Travel
di Makassar, untuk menganalisis hubungan dan pengaruh harga dan promosi
terhadap peningkatan volume penjualan tiket pada PT. Maniela Tour & Travel
di Makassar.
Untuk
mengaplikasikan tujuan tersebut maka digunakan metode deskriptif, metode analisis
regresi linear berganda, analisis korelasi linear berganda.
Berdasarkan
hasil analisis regresi maka diperoleh persamaan Y = 1.690,966 - 0,708 X1
+ 0,456 X2,
di mana b0
= 1.690,966 merupakan nilai konstant, dengan kata lain jika harga jual dan
biaya promosi tidak berubah maka nilai penjualan tiket sebesar 1.690,966
lembar, b1X1
= -0,708 yang artinya apabila harga jual (X1)
dinaikkan sebesar Rp.100.000 per lembar maka pengaruhnya atas volume penjualan
tiket akan menurun sebesar 0,708%, b2X2
= 0,458 yang artinya apabila biaya promosi (X2)
meningkat sebesar Rp. 100.000 maka pengaruhnya atas volume penjualan akan
meningkat sebesar 0,458%.
Dari
hasil analisis korelasi antara harga dan biaya promosi, menunjukkan bahwa
terdapat hubungan yang signifikan dalam peningkatan volume penjualan sebab r =
0,996, sedangkan R2
= 0,993 yang artinya ada pengaruh dan hubungan yang simultan antara harga dan
promosi terhadap peningkatan volume penjualan tiket Lion Rute Makassar -
Jakarta.
KATA PENGANTAR
Puji
dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkah dan anugerahnya
serta kasih sayang-Nya sehingga penulis dapat menyusun mini skripsi ini
walaupun dalam bentuk yang masih sangat sederhana dengan judul : “ Analisis
Pengaruh
Harga dan Promosi Terhadap Peningkatan Penjualan Tiket Pada PT.
Maniela
Tour & Travel di Makassar “.
Dalam
Penyusunan mini skripsi ini, penulis menyadari bahwa kemampuan yang penulis
miliki sangat terbatas, sehingga wajarlah jika dalam penyusunan mini skripsi
ini sering mendapat hambatan, kesulitan, terutama dalam pengumpulan data, juga
dalam penulisan dimana kesulitan ini disebabkan terbatasnya pengalaman serta
keterbatasannya pengetahuan penulis mengenai teknik penyusunan mini skripsi.
Namun dengan ketekunan serta kesabaran dalam menghadapi hambatan dan kesulitan
sehingga penulisan mini skripsi ini dapat diselesaikan dalam bentuk dan susunan
yang sederhana.
Untuk
itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa syukur dan terima kasih pada
semua pihak yang telah turut dalam penyelesaian mini skripsi ini terutama
kepada yang terhormat :
1. Ibu
Prof. Hj. Setyaningsih, SE, selaku pimpinan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi
Indonesia Malang (STIEI) Malang.
2.
Ibu Dra. Sudjilah, SE., ME, selaku Dosen
Pembimbing yang telah memberikan bimbingan, pengarahan, petunjuk serta saran
sehingga mini skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
3.
Pimpinan dan segenap karyawan PT.
Soekardie Malang yang telah memberikan kesempatan ini memperoleh data dalam
penulisan mini skripsi ini.
4.
Ayah, Ibu serta kakak dan adikku yang
telah memberikan dukungan material dan inmaterial sampai tersusunnya mini
skripsi ini.
5.
Semua teman dan rekan yang memberikan
dukungan selama penulisan mini skripsi ini.
Sebagai
penutup penulis mengharapkan saran dan kritik dari pembaca dan terwujudnya
kesempurnaan mini skripsi ini. Semoga ilmu yang penulis peroleh dapat
bermanfaat bagi masyarakat, Agama, Bangsa dan Negara. Amin …..
Malang,
Mei 2013
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
|
|||
HALAMAN
JUDUL .......................................................................................
|
i
|
||
KATA
PENGANTAR
.....................................................................................
|
iii
|
||
DAFTAR
ISI
|
...................................................................................................
|
v
|
|
DAFTAR
TABEL
...........................................................................................
|
vii
|
||
DAFTAR
SKEMA ..........................................................................................
|
viii
|
||
BAB I
|
PENDAHULUAN
............................................................................
|
1
|
|
1.1. Latar Belakang ............................................................................
|
1
|
||
1.2. Rumusan Masalah
......................................................................
|
2
|
||
1.3. Tujuan Penelitian.........................................................................
|
3
|
||
1.4. Manfaat Penelitian
......................................................................
|
3
|
||
1.5. Sistematika Penulisan .................................................................
|
3
|
||
BAB II
|
TINJAUAN PUSTAKA
...................................................................
|
5
|
|
2.1
|
Pengertian Pemasaran .
.............................................................
|
5
|
|
2.2
|
Tujuan Pemasaran .....
...............................................................
|
8
|
|
2.3
|
Pengertian Strategi Pemasaran .
................................................
|
11
|
|
2.4
|
Pengertian Harga . .....................................................................
|
15
|
|
2.5
|
Tujuan Penetapan Harga .
.........................................................
|
20
|
|
2.6
|
Pengertian Promosi . .................................................................
|
26
|
|
2.7
|
Jenis-Jenis Promosi
..................................................................
|
31
|
|
2.8
|
Pengertian Penjualan dan Volume
Penjualan ...........................
|
40
|
|
2.9
|
Kerangka Pikir
..........................................................................
|
42
|
|
2.10
|
Hipotesis
...................................................................................
|
42
|
BAB
III METODE PENELITIAN......................................................................... 43
3.1.
Daerah dan Waktu Penelitian.......................................................... 43
3.2.
Metode Pengumpulan Data............................................................. 44
3.3.
Jenis dan Sumber Data.................................................................... 44
3.4.
Metode Analsisis............................................................................. 45
3.5.
Definisi Operasional Variabel.......................................................... 46
BAB
IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN..................................... 48
4.1
Analisis Perkembangan Penjualan ..................................................... 48
4.2
Analisis Harga dan Promosi .............................................................. 52
4.3
Analisis Regresi Berganda................................................................. 55
4.4 Uji Hipotesis...................................................................................... 57
BAB
V KESIMPULAN DAN SARAN................................................................ 59
5.1.
Kesimpulan....................................................................................... 59
5.2.
Saran-Saran....................................................................................... 59
DAFTAR
PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Halaman
TABEL
I PERKEMBANGAN VOLUME PENJUALAN TIKET
LION
RUTE ”MAKASSAR -
JAKARTA” PADA PT. MANIELA
TOURS &
TRAVEL DI MAKASSAR TAHUN 2006 S/D 2010 49
TABEL
II PERKEMBANGAN VOLUME PENJUALAN TIKET
LION
RUTE ”MAKASSAR
-JAKARTA” PADA PT. MANIELA
TOURS &
TRAVEL DI MAKASSAR TAHUN 2006 S/D
TAHUN
2010.................................................................................... 51
TABEL
III PERKEMBANGAN HARGA JUAL TIKET LION
MAKASSAR
– JAKARTA TAHUN 2006 – 2010......................... 52
TABEL
IV BIAYA PROMOSI DALAM PEMASARAN TIKET
LION
RUTE “MAKASSAR -
JAKARTA PADA PT. MANIELA
TOURS &
TRAVEL DI MAKASSAR TAHUN 2006 S/D
TAHUN
2010................................................................................... 54
TABEL
V HASIL REGRESI DENGAN SPSS ATAS HARGA
JUAL (X1)
DAN BIAYA PROMOSI
(X2) DENGAN VOLUME
PENJUALAN TIKET
(Y) ……………………………………….. 55
DAFTAR SKEMA
Halaman
|
|||
SKEMA
|
1.
|
KERANGKA PIKIR
.................................................................
|
42
|
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Perkembangan
dunia usaha dewasa ini ditandai dengan makin tajamnya persaingan, khususnya
dalam pengelolaan unit usaha perusahaan. Hal ini ditandai dengan munculnya
perusahaan yang menawarkan jenis produk yang berkualitas dengan harga yang
bersaing dalam pemasaran. Untuk mengatasi ketatnya persaingan dalam pemasaran
tiket maka salah satu upaya yang dilakukan oleh perusahaan adalah dengan
menerapkan strategi harga dan promosi, di mana dalam penerapan strategi
tersebut perusahaan berusaha untuk menetapkan harga yang mampu bersaing,
sehingga peningkatan penjualan tiket terus meningkat.
Mengingat
tingkat persaingan terus meningkat, maka pihak perusahaan harus meningkatkan
kinerja perusahaan termasuk peningkatan pelayanan, untuk membangun hubungan
jangka panjang dengan pelanggannya atau calon pelanggan lain. Harga adalah
salah satu unsur bauran pemasaran yang sangat strategis terhadap peningkatan
volume penjualan. Selain harga, maka variabel yang paling berpengaruh terhadap
peningkatan volume penjualan adalah promosi.
Promosi
adalah kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan dengan tujuan untuk
menginformasikan, memberitahukan, membujuk, dan memengaruhi konsumen dalam
memilih atau membeli suatu produk yang ditawarkan oleh perusahaan.
Berkaitan dengan pentingnya masalah
harga dan promosi, maka hal ini perlu diperhatikan oleh perusahaan PT. Maniela
Tour & Travel, yakni sebuah perusahaan yang bergerak dibidang penjualan
tiket, dimana dalam upaya untuk mengantisipasi persaingan yang semakin ketat
dengan perusahaan jasa travel lainnya, serta untuk lebih meningkatkan penjualan
tiket, maka perusahaan perlu melakukan evaluasi mengenai penetapan harga dan
biaya promosi yang dikeluarkan oleh perusahaan.
Untuk lebih jelasnya berikut ini
akan disajikan data harga dan biaya promosi pada PT. Maniela Tour & Travel
di Makassar selama 3 tahun terakhir tahun 2008 s/d tahun 2010 yang dapat
dilihat melalui tabel berikut ini :
TABEL I
PT. MANIELA
TOURS & TRAVEL DI MAKASSAR
DATA HARGA JUAL
DAN BIAYA PROMOSI
TAHUN 2008 S/D
2010
Harga
Jual
|
Biaya Promosi
|
|
Tahun
|
||
(Rp)
|
(Rp)
|
|
2008
|
775.000
|
11.950.000
|
2009
|
800.000
|
12.050.000
|
2010
|
975.000
|
8.850.000
|
Rata-rata perkembangan
|
850.000
|
10.950.000
|
Sumber : PT.
Maniela Tours & Travel di Makassar
Berdasarkan
data mengenai harga jual dan biaya promosi pada PT. Maniela Tours & Travel
di Makassar, maka rata-rata perkembangan harga jual yang ditetapkan sebesar
Rp.850.000, dimana harga jual yang ditetapkan mengalami peningkatan setiap
tahunnya, sedangkan rata-rata perkembangan biaya promosi sebesar
Rp.10.950.000,- menurunnya biaya promosi sehingga menyebabkan volume penjualan
tiket menurun. Oleh karena itu berdasarkan fenomena tersebut maka perusahaan
berniat untuk meninjau kembali mengenai masalah harga dan biaya promosi, hal
ini dimaksudkan untuk meningkatkan penjualan tiket pada perusahaan PT. Maniela Tour
& Travel di Makassar.
Dalam
kaitannya dengan uraian tersebut di atas, maka hal inilah yang membuat penulis
untuk membahas lebih jauh tema ini dengan memilih judul : “ Analisis Pengaruh
Harga dan Promosi Terhadap Peningkatan Penjualan Pada PT. Maniela Tour &
Travel di Makassar ”
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang yang dikemukakan di atas, dan setelah melakukan observasi pada
perusahaan PT. Maniela Tour & Travel maka rumusan masalah yang dihadapi
adalah : " Apakah harga dan promosi berpengaruh terhadap volume penjualan
tiket PT. Maniela Tour & Travel di Makassar ".
1.3
Tujuan Penelitian
Tujuan
penelitian yang digunakan adalah sebagai berikut :
1) Untuk
mengetahui sejauh mana pengaruh harga dan promosi terhadap peningkatan volume
penjualan tiket pada PT. Maniela Tour & Travel di Makassar.
2) Untuk
menganalisis hubungan dan pengaruh harga dan promosi terhadap peningkatan
volume penjualan tiket pada PT. Maniela Tour & Travel di Makassar.
1.4
Manfaat Penelitian
Manfaat
penelitian yang dikemukakan adalah :
1) Sebagai
bahan informasi/masukan bagi pemimpin perusahaan untuk mempertimbangkan
kebijakannya khususnya tentang harga dan promosi terhadap peningkatan volume
penjualan tiket.
2) Dengan
melakukan penelitian, diharapkan dapat memberikan pengalaman yang berguna bagi
peneliti khususnya mengenai masalah harga dan promosi terhadap peningkatan
volume penjualan tiket.
1.5
Sistematika Penulisan
Sistematika
pembahasan ini, penulis mengelompokkan urutan bahasan materi dalam 6 (enan) bab
yang masing-masing akan diuraikan sebagai berikut :
Bab pertama
pendahuluan yang berisikan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, sistematika penulisan.
Bab
kedua tinjauan pustaka yang mencakup pengertian pemasaran, tujuan pemasaran,
pengertian strategi pemasaran, pengertian harga, tujuan penetapan harga,
pengertian promosi, jenis-jenis promosi, pengertian penjualan dan volume
penjualan. kerangka pikir, hipotesis
Bab
kedua metode penelitian yang berisikan mengenai daerah dan waktu penelitian,
metode pengumpulan data, jenis dan sumber data, metode analisis, definisi
operasional variabel.
Bab
keempat gambaran umum perusahaan meliputi sejarah singkat berdirinya tiket pada
PT. Maniela Tour & Travel di Makassar, struktur organisasi, job description.
Bab
kelima analisis dan pembahasan meliputi analisis perkembangan penjualan tiket,
analisis harga dan promosi, analisis regresi berganda, uji hipotesis.
Bab keenam
penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran saran.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Pengertian Pemasaran
Pemasaran
merupakan penghubung antara organisasi dengan konsumennya. Peran penghubung ini
akan berhasil bila semua upaya pemasaran diorientasikan kepada konsumen.
Keterlibatan semua pihak dari manajemen puncak hingga karyawan non manajerial
dalam merumuskan maupun mendukung pelaksanaan pemasaran dalam melakukan aspek.
Pemasaran
yang diartikan kebanyakan orang mengatakan bahwa pemasaran berarti; menjual
atau memasang iklan. Dan bahkan ada pula yang mengatakan bahwa pemasaran sama
halnya dengan melakukan kegiatan distribusi, promosi dan sebagainya, tetapi
semua hal-hal diatas pada dasarnya belum mendekati sebagaimana yang diinginkan.
Namun, adalah sangat penting untuk di ketahui, bahwa menjual, memasang iklan
dan melakukan kegiatan distribusi hanya merupakan sebagian dari kegiatan
pemasaran, karena kegiatan pemasaran meliputi kegiatan yang lebih dari hanya
sekedar menjual dan memasang iklan.
Kasmir
dan Jakfar (2003 : 74) mengemukakan bahwa pemasaran adalah suatu proses sosial
dan manajerial dengan mana individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka
butuhkan dan inginkan dengan cara menciptakan serta mempertukarkan produk dan
nilai dengan pihak lain.
Tjiptono
(2005 : 2) mengemukakan bahwa pemasaran merupakan proses di mana struktur
permintaan terhadap produk dan jasa diantisipasi atau diperluas dan dipuaskan
melalui konsepsi, promosi, distribusi, dan pertukaran barang.
Menarik
untuk diamati, semua definisi di atas tidaklah bertentangan satu sama lain.
Justru setiap rumusan tersebut saling melengkapi. Keanekaragaman defenisi
merefleksikan kompleksitas fenomena pemasaran, di mana perspektif berbeda
cenderung menekankan aspek yang berbeda pula. Kendati demikian, pada prinsipnya,
melalui proses interaksi dan pertukaran nilai muncul begitu banyak produk (baik
berupa barang, jasa, gagasan, tempat, orang/pribadi, maupun organisasi)
sebagaimana yang kita jumpai sehari-hari.
Sedangkan
Stanton yang dikutip Firdaus (2008 : 120) mengatakan bahwa :
Pemasaran adalah
suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis yang ditujukan untuk
merencanakan dan menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang
atau jasa yang dapat memuaskan kebutuhan, baik kepada pembeli yang ada maupun
pembeli potensial.
Pada
dasarnya pemasaran suatu barang mencakup perpindahan atau aliran dari dua hal,
yaitu aliran fisik barang itu sendiri dan aliran kegiatan transaksi untuk
barang tersebut. Aliran kegiatan transaksi merupakan rangkaian kegiatan
transaksi mulai dari penjualan produsen sampai kepada pembeli konsumen akhir.
Rangkuti
(2009 : 21) berpendapat bahwa pemasaran merupakan suatu interaksi yang berusaha
untuk menciptakan hubungan pertukaran dan bukan merupakan cara yang sederhana
yang hanya sekedar untuk menghasilkan penjualan.
Machfoedz
(2010 : 140) mengemukakan bahwa pemasaran adalah suatu proses yang diterapkan
perusahaan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen dengan menyediakan
produk (barang dan jasa). Konsumen tertentu yang merupakan sasaran upaya
pemasaran disebut pasar sasaran.
Berdasarkan definisi tersebut di
atas dapat dikatakan bahwa pemasaran merupakan suatu proses sosial ekonomi yang
berkaitan dengan mengalirnya barang dan jasa secara ekonomis dari produsen ke
konsumen, sehingga secara efektif dapat memenuhi permintaan yang heterogen
dengan kemampuan penawaran atau suplai yang heterogen dan dapat memenuhi
tujuan-tujuan masyarakat jangka pendek maupun jangka panjang.
2.2
Tujuan Pemasaran
Sebagaimana telah diketahui pada
umumnya perusahaan bertujuan untuk memaksimalkan laba dari hasil penjualan.
Oleh sebab itu, untuk mencapai tujuan yang diinginkan dari suatu perusahaan
maka terlebih dahulu diketahui bagaimana menyalurkan barang dengan tepat untuk
mencapai laba maksimal.
Suatu perusahaan yang menginginkan
laba yang maksimal, maka biasanya perusahaan menggunakan dua cara, yaitu :
1. Penjualan
yang dilakukan secara langsung kepada konsumen
2. Penjualan
yang dilakukan dengan menggunakan perantara
Yang pertama, setiap perusahaan yang
memproduksi barang ataupun jasa, maka perusahaan secara langsung mengadakan
penjualan produknya pada pasar atau
konsumen tanpa
melalui perantara. sedangkan yang kedua, pengusaha di dalam mengadakan
penjualan produknya kepada konsumen menggunakan perantara. Jadi dengan demikian
penjualan dilakukan tidak secara langsung. Dari pihak perantara di sini
mempunyai peranan penting, karena perantaralah yang mengedarkan dan
memperkenalkan produk perusahaan kepada konsumen.
Sebuah
perusahaan yang didirikan mempunyai tujuan utama, yaitu mencapai tingkat
keuntungan tertentu, pertumbuhan perusahaan atau peningkatan share
pasar. Di dalam pandangan konsep pemasaran, tujuan perusahaan ini dicapai
melalui keputusan konsumen. Keputusan konsumen diperoleh setelah kebutuhan dan
keinginan konsumen dipenuhi melalui kegiatan pemasaran yang terpadu.
Tujuan
pemasaran adalah mengubah orientasi falsafah manajemen pemasaran lain yang
ternyata telah terbukti tidak berhasil mengatasi berbagai persoalan, karena
adanya perubahan dalam ciri-ciri pasar dewasa ini yang cenderung berkembang”.
Perubahan
tersebut terjadi antara lain karena pertambahan jumlah penduduk, pertambahan
daya beli, selera konsumen, peningkatan dan meluasnya hubungan atau komunikasi,
perkembangan teknologi, dan perubahan faktor lingkungan pasar lainnya.
Subagyo (2010 :
311) mengemukakan bahwa :
Tujuan pemasaran
adalah apa yang ingin kita capai, sebuah tujuan pemasaran memperhatikan
keseimbangan antara produk dan target pasar. Ini berhubungan dengan produk apa
yang kita jual pada pasar tertentu supaya meningkatkan volume penjualan,
memberikan kepuasan kepada pelanggan, dan memaksimalkan laba.
Alma
(2004 : 6) mengemukakan bahwa tujuan pemasaran adalah mengadakan keseimbangan
antar negara/daerah saling mengisi mengadakan perdagangan antara daerah surplus
dengan negara/daerah minus.
Di
negara berkembang, jasa yang ditawarkan ke pasar saling bersaingan. Di negara
tersebut kita jumpai situasi Buyer’s Market, dimana para pembeli
berkuasa, yang dapat memilih barang sesuai kemauannya, menghadapi para penjual
yang satu sama lain bersaingan. Para penjual ini berusaha merebut hati konsumen
dengan berbagai cara seperti meningkatkan servis, memberi hadiah, korting,
harga obral, iklan, papan reklame, dan sebagainya.
Sebaliknya
di negara belum maju (under developed) produksi masih kurang dibandingkan
dengan kebutuhan masyarakatnya. Di negara ini kita jumpai situasi
Seller’s
Market, dimana para penjual yang berkuasa, dan
bisa mempermainkan harga. Para produsen di negara developed menghadapi Buyer’s
Market, pasaran dalam negeri sudah sempit buat mereka. Oleh sebab itu
mereka berusaha mencari pasaran di luar negerinya. Penjualan barang ke pasaran
seperti ini (import/export) membutuhkan organisasi dan aturan-aturan
tertentu. Inilah tujuan pemasaran, yaitu mengadakan keseimbangan
antar negara/daerah saling
mengisi mengadakan
perdagangan antara daerah surplus dengan
negara/daerah minus. Alma (2004 : 5) mengemukakan tujuan pemasaran adalah :
a. Untuk
mencari keseimbangan pasar, antara buyer’s market dan seller’s market,
mendistribusikan barang dan jasa dari daerah surplus ke daerah minus, dari
produsen ke konsumen, dari pemilik barang dan jasa ke calon konsumen.
b. Tujuan
pemasaran yang utama ialah memberi kepuasan kepada konsumen. Tujuan pemasaran
bukan komersial atau mencari laba. Tapi tujuan pertama ialah memberi kepuasan
kepada konsumen. Dengan adanya tujuan memberi kepuasan ini, maka kegiatan marketing
meliputi berbagai lembaga produsen. Istilah marketing meliputi
marketing yayasan, marketing lembaga pendidikan, marketing pribadi,
marketing masjid, marketing non profit organization. Tujuan
pemasaran lembaga-lembaga non profit ini
ialah membuat satisfaction kepada konsumen, nasabah, jamaah, murid,
rakyat, yang akan menikmati produk yang dihasilkannya. Oleh sebab itu
lembaga-lembaga tersebut harus mengenal betul siapa konsumen, jamaah, murid
yang akan dilayaninya. Jika konsumen merasa puas, maka masalah keuntungan akan
datang dengan sendirinya. Produsen akan memetik keuntungan secara terus
menerus, sebagai hasil dari memberi kepuasan kepada konsumennya.
2.3
Pengertian Strategi Pemasaran
Istilah
strategi berasal dari kata Yunani strategela (stratos = militer, dan ag =
memimpin), yang artinya seni atau ilmu untuk menjadi seorang jenderal. Konsep
ini relevan dengan situasi pada zaman dulu yang sering diwarnai perang, di mana
jenderal dibutuhkan untuk memimpin suatu angkatan perang agar dapat selalu
memenangkan perang. Strategi juga bisa diartikan sebagai suatu rencana untuk
pembagian dan penggunaan kekuatan militer dan material pada daerah-daerah
tertentu untuk mencapai tujuan tertentu. Strategi militer didasarkan pada
pemahaman
akan kekuatan
dan penempatan posisi lawan, karakteristik fisik medan perang, kekuatan dan
karakter sumberdaya yang tersedia, sikap orang-orang yang menempati territorial
tertentu, serta antisipasi terhadap setiap perubahan yang mungkin terjadi.
Usmara (2003 :
22) bahwa strategi pemasaran merupakan sesuatu yang sangat
penting
bagi setiap perusahaan, sesuatu yang penting umumnya tidak mudah
dirumuskan
dan dilaksanakan.”
Dari
pendapat di atas ada baiknya kalau kita mengetahui lebih jauh pengertian dari
strategi pemasaran yang dikemukakan oleh Swastha dan Handoko (2000 : 119) bahwa
strategi pemasaran adalah : Merupakan sejumlah tindakan-tindakan khusus, tetapi
lebih merupakan pernyataan yang menunjukkan usaha-usaha pemasaran pokok yang
diarahkan untuk mencapai tujuan.
Kemudian
pengertian yang sama juga dikemukakan oleh Radiosunu (2001 : 20) tentang
strategi pemasaran adalah suatu proses penganalisaan kesempatan, pemilihan,
objectivis, pengembangan strategi, perumusan rencana, dan pelaksanaan kegiatan
dan pengawasan.
Dalam
konteks penyusunan strategi, pemasaran memiliki 2 dimensi, yaitu dimensi saat
ini dan dimensi masa yang akan datang. Dimensi saat ini berkaitan dengan
hubungan yang telah ada antara perusahaan dengan lingkungannya. Sedangkan
dimensi masa yang akan datang mencakup hubungan di masa yang akan datang yang
diharapkan akan dapat terjalin dan program tindakan yang diperlukan untuk
mencapai tujuan tersebut.
Strategi
pemasaran menurut Tjiptono (2009 : 6) adalah merupakan pernyataan (baik secara
implisit maupun eksplisit) mengenai bagaimana suatu merek atau lini produk
mencapai tujuannya.
Setiap
perusahaan mempunyai tujuan untuk dapat tetap hidup dan berkembang, tujuan
tersebut hanya dapat dicapai melalui usaha mempertahankan dan meningkatkan
tingkat keuntungan/laba perusahaan. Usaha ini hanya dapat dilakukan apabila
perusahaan dapat mempertahankan dan meningkatkan penjualannya, melalui usaha
mencari dan membina langganan, serta usaha menguasai pasar. Tujuan ini hanya
dapat dicapai apabila bagian perusahaan melakukan strategi yang mantap untuk
dapat menggunakan kesempatan atau peluang yang ada dalam pemasaran, sehingga
posisi atau kedudukan perusahaan di pasar dapat dipertahankan dan sekaligus
ditingkatkan.
Seperti
diketahui keadaan dunia usaha bersifat dinamis, yang diwarnai dengan adanya
perubahan dari waktu ke waktu dan adanya keterkaitan antara satu dengan
lainnya. Oleh karena itu, strategi pemasaran mempunyai peranan yang sangat
penting untuk keberhasilan usaha perusahaan umumnya dan bidang pemasaran
khususnya. Di samping itu, strategi pemasaran yang ditetapkan harus ditinjau
dan dikembangkan sesuai dengan perkembangan pasar dan lingkungan pasar
tersebut. Dengan demikian, strategi pemasaran harus dapat memberi gambaran yang
jelas dan terarah tentang apa yang akan dilakukan perusahaan dalam menggunakan
setiap kesempatan atau peluang pada beberapa pasar sasaran. Dalam hal ini
dibutuhkan dunia bagian keberhasilan kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh
suatu perusahaan, yaitu sasaran pasar yang
dituju (target
market), dan acuan pemasaran yang dijalankan (marketing mix) untuk
sasaran pasar tersebut.
Usmara
(2003 : 22) mengemukakan bahwa strategi pemasaran merupakan sesuatu yang sangat
penting bagi setiap perusahaan. Sesuatu yang penting umumnya tidak mudah
dirumuskan dan dilaksanakan.
Strategi
pemasaran pada dasarnya adalah rencana yang menyeluruh, terpadu dan menyatu
dibidang pemasaran, yang memberikan panduan tentang kegiatan yang akan
dijalankan untuk dapat tercapainya tujuan pemasaran suatu perusahaan.
Faktor
lingkungan yang dianalisis dalam penyusunan strategi pemasaran adalah keadaan
pasar atau persaingan, perkembangan teknologi, keadaan ekonomi, peraturan dan
kebijakan pemerintah, keadaan ekonomi peraturan dan kebijakan pemerintah,
keadaan sosial budaya dan keadaan politik. Masing-masing faktor ini dapat
menimbulkan adanya kesempatan atau ancaman/hambatan bagi pemasaran produk suatu
perusahaan.
Faktor
internal perusahaan yang dianalisis dalam penyusunan strategi pemasaran adalah
faktor yang terkait dengan pelaksanaan fungsi perusahaan, yang meliputi
keuangan/pembelanjaan, pemasaran, produksi serta organisasi dan sumber daya
manusia. Masing-masing faktor internal yang terkait dengan fungsi perusahaan
tersebut dapat merupakan hal yang menunjukkan adanya keunggulan atau kelemahan
perusahaan. Khusunya dalam bidang pemasaran, faktor-faktor lingkungan atau
eksternal seperti telah diuraikan di atas, adalah faktor yang tidak dapat
dikendalikan oleh pimpinan perusahaan (uncontrollable factors).
Sedangkan faktor internal dalam
bidang pemasaran
adalah faktor yang dapat dikendalikan oleh pimpinan perusahaan umumnya dan
pimpinan pemasaran khususnya (controllable factors), yang terdiri dari
produk, harga, penyaluran/distribusi, promosi dan pelayanan (service).
2.4
Pengertian Harga
Harga
merupakan satu-satunya unsur marketing mix yang menghasilkan penerimaan
penjualan, sedangkan unsur lainnya hanya unsur biaya saja. Walaupun penetapan
harga merupakan persoalan penting, masih banyak perusahaan yang kurang sempurna
dalam menangani permasalahan penetapan harga tersebut. Karena menghasilkan
penerimaan penjualan, maka harga mempengaruhi tingkat penjualan, tingkat
keuntungan, serta share pasar yang dapat dicapai oleh perusahaan.
Penetapan
harga selalu menjadi masalah bagi setiap perusahaan karena penetapan harga ini
bukanlah kekuasaan atau kewenangan yang mutlak dari seorang pengusaha. Seperti
telah diutarakan di atas, dengan penetapan harga perusahaan dapat menciptakan
hasil penerimaan penjualan dari produk yang dihasilkan dan dipasarkannya.
Peranan penetapan harga akan menjadi sangat penting terutama pada keadaan
persaingan yang semakin tajam dan perkembangan permintaan yang terbatas. Dalam
keadaan persaingan yang semakin tajam dewasa ini, yang terutama sangat terasa
dalam pasar pembeli (buyers market), peranan harga sangat penting
terutama untuk menjaga dan meningkatkan posisi perusahaan di pasar, yang
tercermin dalam share pasar perusahaan, di samping untuk meningkatkan penjualan
dan keuntungan perusahaan. Dengan kata lain, penetapan harga mempengaruhi
kemampuan
bersaing perusahaan dan kemampuan perusahaan mempengaruhi konsumen.
Dalam
penetapan harga perlu diperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhinya, baik
langsung maupun tidak langsung. Faktor yang mempengaruhi secara langsung,
adalah harga bahan baku, biaya produksi, biaya pemasaran, adanya peraturan
pemerintah, dan faktor lainnya. Faktor yang tidak langsung, namun erat
hubungannya dalam penetapan harga, adalah harga produk sejenis yang dijual oleh
para pesaing, pengaruh harga terhadap hubungan antara produk subsitusi dan
produk komplementer, serta potongan (discount) untuk para penyalur dan
konsumen. Karena pengaruh tersebut, seorang produsen harus memperhatikan dan
memperhitungkan faktor-faktor tersebut dalam penentuan kebijakan harga yang
akan ditempuh, sehingga nantinya dapat memenuhi harapan produsen itu untuk
dapat bersaing dan kemampuan perusahaan mempengaruhi konsumen.
Secara
tradisional, harga berperan sebagai penentu utama dari pilihan pembeli. Hal itu
masih berlaku untuk negara-negara miskin, di antara kelompok-kelompok miskin,
dan untuk jenis produk komoditas. Dan, walaupun faktor-faktor non harga telah
menjadi semakin penting dalam perilaku pembeli selama beberapa dasawarsa ini,
harga masih tetap merupakan salah satu unsur terpenting yang menentukan pangsa
pasar dan profitabilitas perusahaan. Konsumen dan agen pembelian memiliki lebih
banyak akses ke informasi harga dan toko/perusahaan
pemberi diskon
harga. Para konsumen berbelanja secara hati-hati, mendorong para pengecer untuk
menurunkan harga mereka.
Kotler,
terjemahan (2008 : 519) mengemukakan bahwa : “ Harga merupakan satu-satunya
elemen bauran pemasaran yang menghasilkan pendapatan, elemen-elemen lainnya
menimbulkan biaya.”
Harga
juga merupakan salah satu elemen bauran pemasaran yang paling fleksibel : Harga
dapat diubah dengan cepat, tidak seperti ciri khas (feature) produk dan
perjanjian distribusi. Pada saat yang sama, penetapan dan persaingan harga juga
merupakan masalah nomor satu yang dihadapi perusahaan.
Namun
banyak perusahaan yang tidak menangani penetapan harga dengan baik. Kesalahan
yang paling umum adalah : Penetapan harga yang terlalu berorientasi pada biaya,
harga kurang sering direvisi untuk mengambil keuntungan dari perubahan pasar,
harga ditetapkan secara independent pada bauran pemasaran lainnya dan bukannya
sebagai unsur instrinsik dari strategi penentuan posisi pasar, serta harga
kurang cukup bervariasi untuk berbagai macam produk, segmen pasar dan saat
pembelian.
Penentuan
harga menjadi sangat penting untuk diperhatikan, mengingat harga merupakan
salah satu penyebab laku tidaknya produk dan jasa yang ditawarkan. Salah dalam
menentukan harga akan berakibat fatal. Akan tetapi, keputusan mengenai harga
tidak mudah untuk dilakukan. Di satu sisi, harga yang terlalu mahal dapat
meningkatkan laba jangka pendek, tetapi di sisi lain akan sulit dijangkau oleh
konsumen. Dalam kasus tertentu, harga yang mahal sekali dapat diprotes lembaga
konsumen dan
bahkan mengundang campur
tangan pemerintah untuk
menurunkannya.
Selain itu, marjin laba yang besar cenderung menarik para pesaing
untuk
masuk ke industri yang sama. Sebaliknya, bila harga terlampau murah, pangsa
pasar
dapat melonjak. Akan tetapi, marjin kontribusi dan laba bersih yang diperoleh
akan
berkurang.
Secara
sederhana, istilah harga dapat diartikan sebagai jumlah uang (satuan
moneter)
dan atau aspek lain (non moneter) yang mengandung utilitas/kegunaan
tertentu
yang diperlukan untuk mendapatkan suatu produk.
Menurut Sutojo
(2009 : 58) harga adalah bagian penting yang tidak
terpisahkan
dari the marketing mix. Karena juga tidak dapat dipisahkan dari ketiga
komponen
the marketing mix yang lain yaitu produk, distribusi dan promosi
penjualan.
Oleh karena itu
dalam menyusun strategi harga perusahaan tidak dapat
mengabaikan
kebijaksanaan pemasaran jangka pendek dan menengah yang telah
digariskan
maupun strategi produk, distribusi dan promosi penjualan. Disamping itu
seperti
halnya bauran pemasaran strategi harga perlu memperhitungkan persepsi
konsumen
sasaran kepada siapa strategi itu ditujukan dan perkembangan lingkungan
bisnis.
Gregorius (2002
: 152) mengemukakan bahwa :
Harga merupakan aspek yang tampak
jelas (visible) bagi para pembeli. Bagi konsumen yang tidak terlalu
paham hal-hal teknis pada pembelian produk otomotif dan elektronik, kerapkali
harga menjadi satu-satunya faktor yang dapat mereka mengerti. Tidak jarang pula
harga di jadikan semacam indikator kualitas.
Pengusaha
perlu memikirkan tentang penetapan harga jual produknya secara tepat karena
harga yang tidak tepat akan berakibat tidak menarik para pembeli untuk membeli
barang tersebut. Penetapan harga jual barang yang tepat tidak selalu berarti
bahwa harga haruslah ditetapkan rendah atau serendah mungkin. Seringkali kita
jumpai bahwa apabila harga barang tertentu itu rendah maka banyak konsumen
justru tidak senang karena dengan harga yang murah membuat semua orang dapat
memakai barang tersebut.
Gitosudarmo
(2008 : 228) mengemukakan bahwa harga adalah sejumlah uang yang dibutuhkan
untuk mendapatkan sejumlah barang beserta jasa-jasa tertentu atau kombinasi
dari keduanya.
Harga
sebenarnya bukanlah hanya diperuntukkan bagi suatu barang yang sedang
diperjualbelikan di toko saja akan tetapi harga sebenarnya juga berlaku untuk
produk-produk yang lain.
Secara
histories harga itu ditentukan oleh pembeli dan penjual melalui proses tawar
menawar, sehingga terjadilah kesepakatan harga tertentu. Pada mulanya harga
menjadi faktor penentu, tetapi dewasa ini faktor penentu pembelian semakin
bervariasi, sehingga faktor selain harga jual banyak berperan dalam keputusan
pembelian. Semua variabel yang terdapat pada bauran pemasaran merupakan unsur
pendapatan (revenue).
Kesalahan-kesalahan
umum dalam penetapan harga dapat terjadi karena hal-hal sebagai berikut :
1. Perusahaan
terlalu berorientasi pada biaya, bukan pada pesaing atau konsumen (pasar)
2. Mengapa
harga merupakan variabel terpisah dari bauran pemasaran yang lain, bukan
merupakan unsur intristik dari segi penentuan posisi pasar.
3. Perusahaan
menetapkan harga cenderung sama untuk semua jenis produk dan semua segmen
pasar.
Harga juga
merupakan satu-satunya elemen bauran pemasaran
yang
menghasilkan
pendapatan semua elemen lainnya hanya mewakili harga. Harga adalah
juga
salah satu elemen yang paling fleksibel dari bauran pemasaran. Tidak seperti
sifat-sifat
produk dan komitmen jalur distribusi, harga dapat berubah dengan cepat.
Pada
saat yang sama, penetapan harga dan persaingan harga adalah masalah utama
yang
dihadapi banyak eksekutif pemasaran. Namun, banyak perusahaan yang tidak
menangani
harga dengan baik. Kesalahan-kesalahan yang biasa terjadi adalah :
penetapan
harga terlalu berorientasi pada biaya, harga tidak cukup direvisi untuk
merefleksikan
perubahan pasar, penetapan harga yang tidak memperhitungkan
elemen
bauran pemasaran lainnya, dan harga yang tidak bervariasi untuk produk-
produk,
segmen pasar dan bertujuan pembelian yang berbeda.
2.5
Tujuan Penetapan Harga
Pada
umumnya para produsen di dalam menetapkan tingkat harga dari setiap barang atau
jasa yang dihasilkan memiliki sejumlah tujuan dan sasaran yang akan dicapai
dari setiap kebijakan yang diambil. Pemilihan secara jelas antara tujuan
penetapan harga dan sasaran penetapan harga dalam setiap kebijakan harga,
tentunya
dengan tujuan
utama untuk lebih memudahkan manajemen untuk melakukan analisis dan evaluasi
terhadap setiap kebijakan yang diambil, sehingga berdasarkan hasil analisis dan
evaluasi yang dilakukan, manajemen akan segera membuat/menetapkan kebijakan
baru guna memperbaiki kesalahan/kekurangan dari berbagai kebijakan harga yang
telah ditetapkan sebelumnya.
Untuk
bertahan dalam pasar yang persaingannya sangat kompetitif akhir-akhir ini,
perusahaan memerlukan sasaran penetapan harga yang khusus yang dapat dicapai
dan dapat diukur. Tujuan penetapan harga yang realistis kemudian memerlukan
pengawasan secara periodik untuk menentukan efektivitas dari strategi
perusahaan yang bersangkutan.
Tujuan
penetapan harga perlu ditentukan terlebih dahulu, agar tujuan perusahaan dapat
tercapai. Hal ini penting karena tujuan perusahaan merupakan dasar atau pedoman
bagi perusahaan dalam menjalankan kegiatan pemasaran, termasuk kebijakan
penetapan harga.
Sebelum
harga itu ditetapkan, terlebih dahulu manajer harus menetapkan tujuan penetapan
harga tersebut. Adapun tujuan penetapan harga menurut Indriyo Gitosudarmo (2008
: 232) sebenarnya ada bermacam-macam yaitu :
1.
Mencapai target
pengembalian investasi atau tingkat penjualan neto suatu perusahaan.
2. Memaksimalkan
profit
3. Alat
persaingan terutama untuk perusahaan sejenis
4. Menyeimbangkan
harga itu sendiri
5.
Sebagai penentu market
share, karena dengan harga tertentu dapat diperkirakan kenaikan atau
penurunan penjualannya.
Berdasarkan
uraian di atas untuk mencapai tujuan harga tersebut ada
beberapa
faktor penentu yang perlu dipertimbangkan yaitu :
1. Mengenal
permintaan produk dan persaingan. Besarnya permintaan produk dan banyaknya
pesaing juga mempengaruhi harga jual, jadi jangan hanya
menentukan harga
semata-mata didasarkan pada biaya produksi, distribusi dan
promosi saja.
2. Target
pasar yang hendak diraih atau dilayani. Semakin menetapkan target yang tinggi
maka penetapan harga harus lebih teliti.
3.
Marketing mix sebagai strategi
4. Produk
baru, jika produk itu baru maka bisa ditetapkan harga yang tinggi atau pun
rendah, tetapi kedua strategi ini mempunyai kelebihan dan kelemahan
masing-masing. Penetapan harga yang tinggi dapat menutup biaya riset, tetapi
dapat juga menyebabkan produk tidak mampu bersaing di pasar. Sedangkan dengan
harga yang rendah kalau terjadi kesalahan peramalan pasar, pasar akan terlalu
rendah dari yang diharapkan, maka biaya-biaya tidak dapat tertutup sehingga
perusahaan mungkin menderita kerugian.
5. Reaksi
pesaing. Dalam pasar yang semakin kompetitif maka reaksi pesaing ini harus
selalu dipantau oleh perusahaan, sehingga perusahaan dapat menentukan harga
yang dapat diterima pasar dengan mendatangkan keuntungan.
6.
Biaya produk dan perilaku biaya
7. Kebijakan
atau peraturan yang ditentukan oleh pemerintah dan lingkungan. Sedangkan tujuan
penetapan harga menurut Lopiyoadi (2008, hal. 88)
mengemukakan
bahwa :
1.
Survival
2.
Profit Maximization
3.
Sales Maximization
4.
Prestige
5.
ROI.
Untuk lebih jelasnya maka akan di
uraikan satu persatu sebagai berikut : 1. Survival
Merupakan
usaha untuk tidak melaksanakan tindakan-tindakan untuk meningkatkan profit
ketika perusahaan sedang dalam kondisi pasar yang tidak menguntungkan. Usaha
tersebut cenderung dilakukan untuk bertahan.
2.
Profit Maximization
Penentuan
harga bertujuan untuk memaksimumkan profit dalam periode tertentu.
3.
Sales Maximization
Penentuan
harga bertujuan untuk membangun pangsa pasar (market share) dengan
melakukan penjualan pada harga awal yang merugikan.
4. Prestige
Tujuan
penentuan harga di sini adalah untuk memposisikan jasa perusahaan tersebut
sebagai jasa yang eksklusif.
5. ROI
Tujuan
penentuan harga didasarkan atas pencapaian return on investment yang
diinginkan (ROI).
Tujuan
penetapan harga dapat mendukung strategi pemasaran berorientasi pada permintaan
primer apabila perusahaan meyakini bahwa harga yang lebih murah dapat
meningkatkan jumlah pemakai atau tingkat pemakaian atau pembelian ulang dalam
bentuk atau kategori produk tertentu. Hal ini terutama berlaku pada tahap-
tahap awal dalam
siklus hidup produk, di mana salah satu tujuan pentingnya adalah menarik para
pelanggan baru. Harga yang lebih murah dapat mengurangi risiko mencoba produk
baru atau dapat pula menaikkan nilai sebuah produk baru secara relatif
dibandingkan produk lain yang sudah ada.
Setelah
mengetahui tujuan penetapan harga yang sudah ditentukan maka perhatian
manajemen pemasaran dapat dialihkan kepada prosedur penentuan harga barang atau
jasa yang ditawarkan. Memang tidak semua perusahaan menggunakan prosedur yang
sama dalam penentuan/penetapan harga meliputi lima tahap yaitu :
1.
Mengistimasi permintaan untuk barang tersebut
Pada
tahap ini seharusnya produsen perlu membuat estimasi permintaan barang atau
jasa yang dihasilkan secara total. Hal ini untuk lebih memudahkan dilakukan
terhadap permintaan barang yang ada dibandingkan dengan permintaan barang baru.
Pengestimasian
permintaan tersebut saat dilakukan dengan jalan :
a) Menentukan
harga yang diharapkan
b) Mengestimasikan
volume penjualan pada berbagai tingkat harga.
2.
Mengetahui lebih dahulu reaksi dalam persaingan
Kebijaksanaan
penentuan harga tentu harus memperhatikan kondisi persaingan yang ada di pasar
serta sumber-sumber penyebab lainnya. Adapun sumber-sumber persaingan yang ada
dapat berasal dari :
a)
Barang sejenis yang dihasilkan oleh
perusahaan lain
b)
Barang pengganti atau substitusi
c) Barang
lain yang dibuat oleh perusahaan lain yang sama-sama menginginkan uang
konsumen.
3.
Menentukan market share yang
dapat diharapkan
Bagi
perusahaan yang ingin bergerak dan maju lebih cepat tentu selalu mengharapkan market
share yang lebih besar. Memang harus disadari bahwa harapan untuk
mendapatkan market share yang lebih besar harus ditunjang oleh kegiatan
promosi dan kegiatan lain dari persaingan non harga, disamping dengan penentuan
harga tertentu.
4.
Memilih strategi harga untuk mencapai target pasar
Ada
beberapa strategi harga yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk mecapai
target pasar yang sesuai yaitu :
a) Skim the
cream pricing (penetapan harga penyaringan)
b) Penetration
pricing (penetapan
harga penetrasi)
5. Mempertimbangkan
politik pemasaran perusahaan
Faktor
lainnya harus dipertimbangkan dalam penentuan harga adalah mempertimbangkan
politik pemasaran perusahaan dengan melihat pada barang, sistem distribusi dan
program promosinya.
2.6
Pengertian Promosi
Dalam
kegiatan pemasaran modern sekarang ini, kebijakan perusahaan yang berkaitan
dengan perencanaan dan pengembangan produk yang baik, penentuan harga yang
menarik dan penetapan saluran distribusi yang mudah terjangkau oleh
kensumen
sasaran, merupakan kegiatan pemasaran yang dilaksanakan di dalam
lingkungan
perusahaan atau di antara perusahaan dan rekanannya di dalam
pemasaran.
Akan tetapi hal itu belum menjadi lengkap, karena perusahaan harus
memperoleh
kesempatan untuk berkomunikasi dengan mereka yang mungkin dapat
menjadi
pelanggan, atau sudah menjadi pelanggan sebelumnya, sehingga tercipta
suatu
interaksi antara apa yang akan ditetapkan oleh perusahaan dan apa yang
dibutuhkan
serta diinginkan oleh konsumen.
Promosi
juga merupakan komunikasi yang persuasif, mengajak, mendesak, membujuk,
meyakinkan. Ciri dari komunikasi yang persuasif membujuk adalah ada komunikator
yang secara terencana mengatur berita/informasi dan cara penyampaiannya untuk
mendapatkan akibat tertentu dalam sikap dan tingkah laku si penerima (target
pendengar).
Keuntungan
bagi produsen ialah promosi dapat menghindarkan persaingan berdasarkan harga,
karena konsumen membeli barang karena tertarik akan merek-nya. Promosi
menimbulkan keuntungan terhadap merek. Promosi bukan saja meningkatkan
penjualan tapi juga dapat menstabilkan produksi. Oleh karena itu produk
tersebut haruslah diperkenalkan kepada konsumen. Upaya untuk memperkenalkan
produk itu kepada konsumen merupakan awal dari kegiatan promosi. Upaya tersebut
bukanlah merupakan pekerjaan yang mudah. Seringkali kita menjumpai suatu produk
yang sebenarnya sangat kita butuhkan akan tetapi baru saja kita melihatnya
secara kebetulan di sebuah toko. Hal ini membuktikan bahwa usaha promosi untuk
memperkenalkan produk tersebut tidak atau kurang berhasil.
Suatu produk
betapapun bermanfaat akan tetapi jika tidak dikenal oleh
konsumen,
maka produk tersebut tidak akan diketahui kegunaannya dan mungkin
tidak dibeli
oleh konsumen. Oleh
karena itu, perusahaan
harus berusaha
mempengaruhi
para konsumen, untuk dapat menciptakan permintaan atas produk itu
dan
kemudian dipelihara dan dikembangkan. Usaha tersebut hanya dapat dilakukan
melalui
kegia-tan promosi, yang merupakan salah satu dari acuan/bauran pemasaran.
Subagyo (2010 :
129) mengemukakan bahwa :
Promosi adalah semua kegiatan yang
dimaksudkan untuk menyampaikan atau mengkomunikasikan suatu produk kepada pasar
sasaran, untuk memberi informasi tentang keistimewaan, kegunaan dan yang paling
penting adalah tentang keberadaannya, untuk mengubah sikap ataupun untuk
mendorong orang untuk bertindak dalam membeli suatu produk.
Menurut Sutojo
(2009 : 265) promosi adalah kegiatan yang dilakukan untuk
memberitahu
pembeli tentang keberadaan produk di pasar atau kebijaksanaan
permasaran
tertentu yang barru ditetapkan perusahaan misalnya pemberian bonus
pembelian
atau pemotongan harga.
Beberapa
pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan, bahwa promosi
merupakan
cara berkomunikasi yang dilakukan oleh perusahaan untuk mendorong
atau
menarik calon konsumen agar membeli produk atau jasa yang dipasarkan atau
dapat
juga disimpulkan bahwa promosi merupakan suatu alat komunikasi yang
bersifat
membujuk, agar konsumen mau membeli produk yang ditawarkan.
Sedangkan
promosi itu sendiri merupakan
suatu alat yang dipakai untuk
menginformasikan,
mempengaruhi dan mengingatkan kepada konsumen akan produk
yang
ditawarkan perusahaan.
Machfoedz (2005
: 103) mengemukakan bahwa :
Promosi adalah
merupakan salah satu dari unsur bauran komunikasi pemasaran yang dapat
dilakukan oleh pemasar, unsur yang lain adalah
personal
selling, pemasaran langsung, periklanan dan hubungan masyarakat. Karena
sifatnya yang unik, promosi dapat memenuhi tujuan komunikasi tertentu yang
tidak dapat dicapai dengan tehnik lain .
Pendapat di atas
dapat ditarik kesimpulan, bahwa promosi merupakan cara
berkomunikasi
yang dilakukan oleh perusahaan untuk mendorong atau menarik calon
konsumen
agar membeli produk atau jasa yang di pasarkan. Atau dapat juga
disimpulkan,
bahwa promosi merupakan suatu alat komunikasi yang bersifat
membujuk,
agar konsumen mau membeli produk yang ditawarkan.
Tujuan utama
dari promosi yang akan dilakukan oleh perusahaan secara
mendasar terdiri
dari beberapa alternatif,
antara lain: menginformasikan,
mempengaruhi,
membujuk dan mengingatkan sasaran konsumen tentang perusahaan
dan
bauran pemasarannya. Oleh karena itu secara mendalam tujuan promosi tersebut
menurut
Subagyo (2010 : 133) dapat diuraikan sebagai berikut :
“1.
Menginformasikan
Sebagai tujuan
utama dari kegiatan promosi yang akan dilakukan adalah menginformasikan seluruh
aspek-aspek dan kepentingan perusahaan yang berhubungan dengan konsumen dapat
dilakukan dengan sebaik-baiknya untuk dapat diketahui secara jelas. Kegiatan
untuk menginformasikan atas berbagai hal yang berkaitan antara perusahaan
dengan konsumen dapat berupa :
a.
Menginformasikan pasar mengenai produk
baru.
b.
Memperkenalkan cara pemakaian yang baru
dari suatu produk.
c.
Menyampaikan perubahan harga kepada
pasar.
d.
Menjelaskan cara kerja produk.
e.
Menginformasikan jasa-jasa yang
disediakan.
f.
Meluruskan kesan yang salah.
g.
Mengurangi ketakutan dan kekhawatiran pembeli.
h.
Membangun citra perusahaan.
2. Mempengaruhi
dan membujuk pelanggan sasaran
Sebagai
alternatif kedua dari tujuan promosi yang akan dilakukan oleh perusahaan adalah
mempengaruhi dan membujuk pelanggan atau konsumen sasaran agar mau membeli atau
mengalihkan pembelian terhadap produk-produk yang dihasilkan perusahaan. Tujuan
utama dari kegiatan mempengaruhi dan membujuk pelanggan sasaran adalah :
a.
Membentuk pilihan merek.
b.
Mengalihkan pilihan ke merek lain.
c. Mengubah
persepsi pelanggan terhadap atribut produk.
d.
Mendorong pelanggan untuk belanja saat
itu juga.
e. Mendorong
pembeli untuk menerima kunjungan salesman.
3.
Mengingatkan kembali konsumen sasaran
Sebagai
alternative terakhir dari tujuan promosi yang akan dilakukan perusahaan adalah
mengingatkan kembali konsumen sasaran yang selama ini dimiliki atas keberadaan
perusahaan dan merek-merek produk yang dihasilkan yang tetap setia dan
konsisten untuk melayani konsumennya dimanapun mereka berada. Kegiatan promosi
yang bersifat mengingatkan dapat terdiri atas :
a. Mengingatkan
pembeli bahwa produk yang bersangkutan dibutuhkan dalam waktu dekat.
b. Mengingatkan
pembeli akan tempat-tempat yang akan menjual produk perusahaan.
c. Membuat
pembeli tetap ingat walaupun tidak ada kegiatan kampanye iklan.
d. Menjaga
agar ingatan pertama pembeli jatuh pada produk perusahaan.”
Berdasarkan
uraian dari keseluruhan alternatif tujuan promosi yang akan dilakukan
perusahaan tersebut di atas, secara singkat dapat dikatakan bahwa tujuan
promosi yang dilakukan berkaitan erat dengan upaya bagaimana konsumen atau
calon konsumen dapat mengenal produk perusahaan, lalu memahaminya, berubah
sikap, menyukai, yakin dan pada akhirnya membeli dan selalu ingat akan produk
tersebut. Selain itu dapat dikatakan atau disimpulkan bahwa tujuan promosi
adalah :
1.
Menyebarkan informasi produk kepada
targer pasar potensial.
2.
Untuk mendapatkan kenaikan penjualan dan
profit.
3.
Untuk mendapatkan pelanggan baru dan
menjaga kesetiaan pelanggan.
4.
Untuk menjaga kestabilan penjualan
ketika terjadi lesu pasar.
5.
Membedakan serta mengunggulkan produk
dibanding produk pesaing.
6. Membentuk
citra produk di mata konsumen sesuai dengan yang diinginkan. Meskipun tujuan
promosi yang digambarkan di atas merupakan panduan
untuk
menciptakan permintaan, namun tujuan promosi tersebut tidak mempunyai unsur
mendesak yang akan membantu perusahaan dalam pencapaian sasaran, karena tujuan
promosi tersebut tidak memastikan bahwa perusahaan akan sampai di sana. Dalam
berbagai kegiatan bisnis yang nyata di mana kegiatan promosi yang akan
dilakukan tidak hanya sekedar mengkomunikasikan tujuan, tetapi kegiatan
tersebut harus menentukan secara jelas kapan perusahaan akan melakukan dan
berapa banyak dari apa untuk mencapai tujuan itu. Artinya harus menentukan
secara jelas sasaran promosi yang ingin dicapai dalam periode waktu tertentu.
2.7
Jenis-Jenis Promosi
Perumusan
pesan yang disampaikan dalam promosi haruslah sedemikian rupa sehingga dapat
menyentuh perasaan atau hati sanubari konsumen. Dengan pesan-pesan yang
persuasif seperti itu maka konsumen akan menarik pesan itu dengan enak dan akan
menjadi terkesan secara mendalam baginya. Perumusan pesan itu harus bersifat
tajam tetapi halus, atau halus tetapi tajam. Hal ini disebabkan karena pesan
yang disampaikan lewat promosi itu merupakan senjata untuk mempengaruhi
konsumennya.
Media
promosi yang tidak tepat biasanya disebabkan karena tidak sesuai dengan
kebiasaan konsumen dalam kehidupannya sehari-hari. Misalnya saja kebiasaan
konsumen sehari-hari membaca koran, sedangkan media promosi yang dipergunakan
menggunakan radio, maka pesan yang disampaikan oleh promosi tersebut tidak akan
pernah sampai ke tangan konsumen itu. Media yang tidak cocok dengan kehidupan
konsumen menyebabkan bahwa promosi yang meskipun dilakukan secara gencar,
tetapi tidak pernah bisa sampai ke hadapan konsumen. Oleh karena itu media
promosi harus kita pilih secara tepat agar sesuai dengan kebiasaan sehari-hari
para konsumen.
Meskipun
secara umum bentuk-bentuk promosi memiliki fungsi yang sama, tetapi
bentuk-bentuk tersebut dapat dibedakan berdasarkan tugas-tugas khususnya.
Tjiptono (2009 : 222) mengemukakan bahwa bentuk-bentuk promosi menurut tugas
khusus yaitu :
1. Personal
selling
2. Mass
selling,
terdiri atas periklanan dan publisitas
3. Promosi
penjualan
4. Public
relations (hubungan
masyarakat)
5. Direct
marketing “.
Untuk lebih
jelasnya, kelima jenis-jenis promosi tersebut di atas akan diuraikan sebagai
berikut :
1. Personal
Selling
Personal selling
merupakan kegiatan perusahaan untuk melakukan kontak
langsung dengan para calon konsumen. Dengan kontak langsung ini diharapkan
akan
terjadi hubungan
atau interaksi yang positif antara pengusaha dengan calon konsumen itu. Kontak
langsung itu akan dapat mempengaruhi secara lebih intensif para konsumen karena
dalam hal ini pengusaha dapat mengetahui keinginan dan selera konsumen serta
gaya hidupnya dan dengan demikian maka pengusaha dapat menyesuaikan cara
pendekatan atau komunikasinya dengan konsumen itu secara lebih tepat yang
sesuai dengan konsumen yang bersangkutan.
Personal
selling adalah komunikasi langsung (tatap muka)
antara penjual dan calon pelanggan untuk memperkenalkan suatu produk
kepada calon pelanggan dan membentuk pemahaman pelanggan terhadap produk
sehingga mereka kemudian akan mencoba dan membelinya. Personal selling adalah
interaksi antara individu, saling bertatap muka guna ditujukan menciptakan,
memperbaiki, menguasai atau mempertahankan hubungan pertukaran yang saling
menguntungkan dengan pihak lain.
Jadi
personal selling yang merupakan suatu penyajian secara lisan dan tatap
muka dihadapkan satu calon pembeli atau lebih dengan tujuan untuk menjual suatu
barang.
Sifat-sifat personal
selling antara lain :
1. Personal
confrontation, yaitu adanya hubungan yang hidup,
langsung, dan interaktif antara 2 orang atau lebih.
2. Cultivation,
yaitu sifat yang memungkinkan berkembangnya segala macam hubungan, mulai
dari sekedar hubungan jual beli sampai dengan suatu hubungan yang lebih akrab.
3. Response, yaitu situasi
yang seolah-olah mengharuskan pelanggan untuk mendengar, memperhatikan,dan
menanggapi
Oleh
karena sifat-sifat tersebut maka metode ini mempunyai kelebihan antara lain
operasinya lebih fleksibel karena penjual dapat mengamati reaksi pelanggan dan
menyesuaikan pendekatannya, usaha yang sia-sia dapat dimini-malkan, pelanggan
yang berminat biasanya langsung membeli, dan penjual dapat membina hubungan
jangka panjang dengan pelanggannya. Namun karena menggunakan armada penjual,
yang relatif besar, maka metode ini biasanya mahal.
Aktivitas
personal selling memiliki beberapa fungsi yaitu sebagai berikut :
1. Prospecting, yaitu
mencari pembeli dan menjalin hubungan dengan mereka
2. Targeting, yaitu
mengalokasikan kelangsungan waktu penjual demi pembeli
3. Communicating,
yaitu memberi informasi mengenai produk perusahaan kepada pelanggan
4. Selling,
memberikan berbagai jasa dan pelayanan kepada pelanggan.
5. Information
gethering,
yakni melakukan riset dan intelijen pasar
6. Allocating, yaitu
menentukan pelanggan yang akan dituju
Oleh
karena sifat-sifat tersebut maka metode ini mempunyai kelebihan antara lain
operasinya lebih fleksibel karena penjual dapat mengamati reaksi pelanggan dan
menyesuaikan pendekatannya, usaha yang sia-sia dapat diminimalkan, pelanggan
yang berminat biasanya langsung membeli, dan penjual dapat membina hubungan
jangka panjang dengan pelanggannya. Namun karena menggunakan armada penjual,
yang relatif besar, maka metode ini biasanya mahal.
Penjual yang
ditugaskan untuk melakukan personal selling harus memenuhi
kriteria-kriteria
sebagai berikut :
1.
Salesmanship
Penjual harus memiliki pengetahuan
tentang produk dan menguasai seni menjual seperti cara mendekati pelanggan,
memberikan presentasi dan demonstrasi, mengatasi penolakan pelanggan,dan
mendorong pembelian.
2.
Negotiating
Penjual harus mempunyai kemampuan untuk
bernegoisasi tentang syarat-syarat penjualan.
3.
Relationship marketing
Penjual harus
tahu cara membina dan memelihara hubungan baik dengan para
pelanggan
Berdasarkan
tugas dan posisinya, penjual dapat diklasifikasikan menjadi enam
macam
tipe, yaitu :
1. Deliverer
(driver sales person), yaitu penjual yang
tugas utamanya mengantar produk ke tempat pembeli.
2. Order
getter, yaitu penjual yang mencari pembeli
atau mendatangi pembeli (sifat kerjanya di luar).
3. Order
taker, yaitu penjual yang melayani pelanggan
didalam outlet (sifat kerjanya di dalam).
4. Missionary
sales people (merchandiser, retailer), yaitu
penjual yang ditugaskan untuk mendidik/melatih dan membangun goodwill
dengan pelanggan atau calon pelanggan.
5. Technical
specialist (technician), yaitu penjual yang
memiliki atau memberikan pengetahuan teknis kepada pelanggan.
6.
Demand creator, yaitu penjual
yang harus memiliki kreativitas dalam menjual
produk (tangible dan intangible).
2. Mass selling
Mass
selling merupakan pendekatan yang menggunakan
media komunikasi untuk menyampaikan informasi kepada khalayak ramai
dalam satu waktu. Mass selling terdiri atas 2 bagian yaitu :
1.
Periklanan
Iklan merupakan salah satu bentuk
promosi yang paling banyak digunakan perusahaan dalam mempromosikan produknya.
Iklan adalah bentuk komunikasi tidak langsung, yang didasari pada informasi
tentang keunggulan atau keuntungan suatu produk, yang disusun sedemikian rupa
sehingga menimbulkan rasa menyenangkan yang akan mengubah pikiran seseorang
untuk melakukan pembelian. AMA (American Marketing Association)
mendefinisikan iklan sebagai semua bentuk bayaran untuk mempresentasikan dan
mempromosikan ide, barang, atau jasa secara non personal oleh sponsor yang
jelas. Sedangkan yang dimaksudkan dengan periklanan adalah seluruh proses yang
meliputi penyiapan, perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan iklan. Iklan
memiliki empat fungsi
utama, yaitu menginformasikan khalayak
mengenai seluk beluk produk (informative), mempengaruhi khalayak untuk
membeli (persuading), dan menyegarkan informasi yang telah diterima
khalayak (reminding) serta menciptakan informasi (entertaiment).
2.
Publisitas
Publisitas adalah bentuk penyajian dan
penyebaran ide, barang dan jasa secara non personal, yang mana orang atau
organisasi yang diuntungkan tidak membayar untuk itu. Publisitas merupakan
pemanfaatan nilai-nilai berita yang terkandung dalam suatu produk untuk
membentuk citra produk yang bersangkutan. Dibandingkan dengan iklan, publisitas
mempunyai kredibilitas yang lebih baik, karena pembenaran (baik langsung maupun
tidak langsung) dilakukan oleh pihak lain selain pemilik iklan. Di samping itu
karena pesan publisitas dimasukkan dalam berita atau artikel koran, tabloid,
majalah, radio, dan televisi, maka khalayak tidak memandangnya sebagai
komunikasi promosi. Publisitas juga dapat memberi informasi lebih banyak dan
lebih terperinci daripada iklan. Namun demikian karena tidak ada hubungan
perjanjian antara pihak yang diuntungkan dan pihak penyaji, maka pihak yang
diuntungkan tidak dapat mengatur kapan publisitas tidak mungkin diulang-ulang
seperti iklan. Publisitas adalah sejumlah informasi tentang seseorang, barang,
atau organisasi yang disebarluaskan ke masyarakat melalui media tanpa dipungut
biaya, atau tanpa pengawas dan sponsor. Publisitas merupakan pelengkap yang
efektif sebagai alat promosi yang lain seperti periklanan, personal selling,
dan promosi penjualan.
3.
Promosi penjualan
Promosi penjualan adalah merupakan
kegiatan perusahaan untuk menjajakan produk yang dipasarkannya sedemikian rupa
sehingga konsumen akan mudah untuk melihatnya dan bahkan dengan cara penempatan
dan pengaturan tertentu maka produk tersebut akan menarik perhatian konsumen.
Promosi penjualan adalah bentuk persuasi
langsung melalui penggunaan berbagai insentif yang dapat diatur untuk
merangsang pembelian produk dengan segera dan/atau meningkatkan jumlah barang
yang dibeli pelanggan. Melalui promosi penjualan, perusahaan dapat menarik
pelanggan baru, mempengaruhi pelanggannya untuk mencoba produk baru, mendorong
pelanggan membeli lebih banyak, menyerang aktivitas promosi pesaing,
meningkatkan impulse buying
(pembelian tanpa rencana sebelumnya),
atau mengupayakan kerja sama yang lebih erat dengan pengecer.
Sifat-sifat yang terkandung dalam
promosi penjualan, di antaranya adalah komunikasi, insentif, dan undangan (invitation).
Sifat komunikasi mengandung arti bahwa promosi penjualan mampu menarik
perhatian dan memberi informasi yang memperkenalkan pelanggan pada produk.
Sifat insentif yaitu memberikan keistimewaan dan rangsangan yang bernilai bagi
pelanggan. Sedangkan sifat undangan adalah mengundang khalayak untuk membeli
saat itu juga.
4.
Public Relations (hubungan
masyarakat)
Public relations merupakan
upaya komunikasi menyeluruh dan suatu perusahaan untuk mempengaruhi
persepsi, opini, keyakinan, dan sikap berbagai kelompok
terhadap perusahaan tersebut. Yang
dimaksud dengan kelompok-kelompok itu adalah mereka yang terlibat, mempunyai
kepentingan, dan dapat mempengaruhi kemampuan perusahaan dalam mencapai
tujuannya. Kelompok-kelompok tersebut bisa terdiri atas karyawan dan keluarganya,
pemegang saham, pelanggan, khalayak/orang-orang yang tinggal di sekitar
organisasi pemasok, perantara, pemerintah, serta media massa. Dalam
pelaksanaannya public relations dapat dilakukan oleh individu kunci dari
suatu perusahaan dan dapat pula dilakukan oleh suatu lembaga formal dalam
bentuk biro, departemen, maupun seksi publik relations dalam
struktur organisasi.
Public relation kerapkali
disampaikan dengan propaganda. Memang tujuannya sama, yaitu memperoleh
dukungan publik. Akan tetapi propaganda kebanyakan bersifat tidak jujur dan
menyesatkan. Akibatnya timbul anggapan bahwa public relation hanya
memberi informasi yang baik-baik saja dan menutupi hal-hal yang buruk,
termasuk dalam anggaran tersebut adalah public relations sering mengendalikan
pers. Anggapan-anggapan tersebut timbul karena kurang pahamnya masyarakat
terhadap fungsi dan peran public relations. Oleh karena itu, public
relations juga perlu mengembangkan citra melalui komunikasi dua arah untuk
mencapai pengertian bersama. Keberhasilan public relations ditentukan
oleh pencapaian itikad baik, pengertian, penerimaan, dan dukungan publik.
5.
Direct Marketing
Direct marketing adalah
sistem pemasaran yang bersifat interaktif, yang memanfaatkan satu arah
atau beberapa media iklan untuk menimbulkan respon
yang terukur dan atau transaksi di
sembarang lokasi. Dalam direct marketing komunikasi promosi ditujukan langsung
kepada konsumen individual, dengan tujuan agar pesan-pesan tersebut ditanggapi
konsumen yang bersangkutan, baik melalui telepon pos atau dengan datang
langsung ke tempat pemasar. Teknik ini berkembang sebagai respon terhadap demasifikasi
(pengecilan) pasar, di mana semakin banyak ceruk pasar (market niche)
dengan kebutuhan serta pilihan yang sangat individual. Di satu sisi, dengan
berkembangnya saran transportasi dan komunikasi mempermudah kontak dan
transaksi dengan pasar, di mana perusahaan relatif mudah mendatangi langsung
calon pelanggan ataupun menghubungi via telepon atau surat. Banyaknya wanita
yang bekerja juga turut andil bagi perkembangan direct marketing, karena
semakin kurangnya waktu mereka untuk berbelanja. Faktor lain yang medorong
pertumbuhan direct marketing adalah panjangnya antrian di kasir
sehingga menyebabkan konsumen harus sabar menunggu sekian lama baru
dilayani, padahal mereka sangat diburu waktu.
Meskipun
demikian, direct marketing juga menghadapi masalah-masalah seperti orang
yang terganggu karena penjualan yang agresif, timbulnya citra buruk bagi
industri bila ada salah satu direct marketer yang menipu pelanggannya, mengganggu
privacy orang lain, dan kadangkala terjadi pula ada beberapa direct
marketer yang memanfaatkan pembeli impulsif atau pembeli yang kurang
mengerti teknologi.
2.8
Pengertian Penjualan dan Volume Penjualan
Penjualan
merupakan tujuan utama dilakukannya kegiatan perusahaan. Perusahaan, dalam
menghasilkan barang/jasa, mempunyai tujuan akhir yaitu menjual barang/jasa
yersebut kepada masyarakat. Oleh karena itu, penjualan memegang peranan penting
bagi perusahaan agar produk agar produk yang dihasilkan oleh perusahaan dapat
terjual dan memberikanpenghasilan bagi perusahaan. Penjualan yang dilakukan
oleh perusahaan bertujuan untuk menjual barang/jasa yang diperlukan sebagai
sumber pendapatan untuk menutup semua ongkos guna memperoleh laba.
Kegiatan
penjualan merupakan suatu kegiatan yang harus dilakukan oleh perusahaan dengan
memasarkan produknya baik berupa barang atau jasa. Kegiatan pejualan yang
dilaksanakan oleh perusahaan bertujuan untuk mencapai volume penjualan yang
diharapkan dan menguntungkan untuk mencapai laba maksimum bagi perusahaan.
Pengertian penjualan menurut Marbun (2003 : 225) adalah “total barang yang
terjual oleh perusahaan dalam jangka waktu tertentu”.
Berikut
ini pengertian volume penjualan dikemukakan oleh Rangkuti (2009 : 207) bahwa
volume penjualan adalah pencapaian yang dinyatakan secara kuantitatif dari segi
fisik atau volume atau unit suatu produk. Volume penjualan merupakan suatu yang
menandakan naik turunnya penjualan dan dapat dinyatakan dalam bentuk unit, kilo,
ton atau liter.
Volume
penjualan meruapakan jumlah total yang dihasilkan dari kegiatan penjualan
barang. Semakin besar jumlah penjualan yang dihasilkan perusahaan, semakin
besar kemungkinan laba yang akan dihasilkan perusahaan. Oleh karena itu
volume penjualan
merupakan salah satu hal penting yang harus dievaluasi untuk kemungkinan
perusahaan agar tidak rugi. Jadi volume penjualan yang menguntungkan harus
menjadi tujuan utama perusahaan dan bukannya untuk kepentingan volume penjualan
itu sendiri.
Terdapat
beberapa indikator dari volume penjualan yang dikutip dari Kotler oleh Swastha
(2008 : 404) yaitu :
1.
Mencapai volume penjualan
2.
Mendapatkan laba
3.
Menunjang pertumbuhan perusahaan
Dari
definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa volume penjualan adalah total
penjualan yang dinilai dengan unit oleh perusahaan dalam periode tertentu untuk
mencapai laba yang maksimal sehingga dapat menunjang pertumbuhan perusahaan.
2.9
Kerangka Pikir
PT.
Maniela Tour & Travel adalah merupakan perusahaan yang bergerak dibidang
penjualan tiket. Sebagai perusahaan penjualan tiket, maka perusahaan perlu
memperhatikan mengenai masalah harga dan promosi terhadap peningkatan penjualan
tiket.
Untuk
mengetahui apakah pengaruh harga dan promosi mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap peningkatan volume penjualan dalam membeli tiket, maka alat analisis
yang dipergunakan adalah regresi berganda.
Berdasarkan
uraian di atas maka pengaruh harga dan promosi dalam kaitannya dengan
peningkatan penjualan tiket, dapat dijabarkan dalam bentuk kerangka pikir
berikut ini :
Skema 1.
Kerangka Pikir
Agen Penjualan
Tiket
PT. Maniela Tour
& Travel
- Harga
- Promosi
Peningkatan volume penjualan tiket
Rekomendasi
2.10
Hipotesis
Berdasarkan
masalah pokok yang telah dilakukan sebelumnya, maka dapat disajikan hipotesis
sebagai jawaban sementara atas masalah pokok yaitu : ” Diduga bahwa harga dan
promosi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap volume penjualan tiket PT.
Maniela Tour & Travel di Makassar.”
BAB III
METODE
PENELITIAN
3.1
Daerah dan Waktu Penelitian
Dalam
penulisan ini, penulis menentukan obyek penelitian yaitu pada salah satu
perusahaan Tours and Travel yang terdapat di Kota Makassar, yaitu tepatnya pada
perusahaan PT Maniela Tours & Travel yang beralamat di Jalan Andi Pangeran
Pettarani Blok GA 6 No. 19 Kompleks IDI Makassar. Adapun waktu yang
dimanfaatkan untuk melakukan penelitian dan mengumpulkan sejumlah data yang
diperlukan adalah kurang dua bulan lamanya mulai dari bulan September sampai
dengan bulan Oktober tahun 2011.
3.2
Metode Pengumpulan Data
Dalam
penulisan ini, metode pengumpulan data yang penulis tempuh adalah sebagai
berikut :
1. Observasi
yaitu metode penelitian dengan melakukan pengamatan secara langsung pada obyek
penelitian untuk mendapatkan data-data yang dibutuhkan dalam penyusunan
skripsi.
2. Interview
atau wawancara adalah metode penelitian yang dilakukan oleh penulis langsung
dengan mengadakan tanya jawab secara lisan dari bagian pemasaran
mengenai data harga jual yang
ditetapkan, biaya promosi yang dikeluarkan dan volume penjualan tiket.
3.
Dokumentasi
Penelitian ini dilakukan dengan cara
memperoleh laporan dan dokumen-dokumen lainnya yang erat hubungannya dengan
objek penelitian dan membaca literatur-literatur sebagai dasar teori yang akan
dijadikan sebagai landasan teoritis dalam penulisan skripsi.
3.3
Jenis dan Sumber Data
1. Jenis Data
Adapun jenis dan
sumber data yang digunakan dalam penulisan ini adalah :
a. Data
kuantitatif adalah data mengenai harga dan biaya
promosi yang dikeluarkan oleh perusahaan PT. Maniela Tours & Travel
di Makassar
b. Data
kualitatif yaitu data atau informasi dalam bentuk
tertulis mengenai keadaan perusahaan dan uraian tugas masing-masing
bagian dalam perusahaan.
2. Sumber Data
Sedangkan sumber
data yang digunakan adalah :
a. Data
Primer data yang diperoleh secara langsung dari
perusahaan, melalui wawancara dengan pimpinan perusahaan, kepala bagian
pemasaran, dan karyawan yang berhubungan dengan masalah yang dibahas.
b. Data
Sekunder adalah berupa dokumen-dokumen dan
laporan tertulis dari perusahaan serta informasi lain yang ada
hubungannya dengan masalah ini.
3.4 Metode
Analisis
Metode analisa
yang digunakan dalam memecahkan masalah
yang telah
dikemukakan
serta untuk membuktikan hipotesis adalah :
1. Analisis
deskriptif yakni suatu analisis yang menguraikan perkembangan penjualan yang
dicapai oleh perusahaan.
2. Analisis
regresi linear berganda yakni suatu analisis untuk melihat sejauh mana pengaruh
harga jual dan promosi terhadap peningkatan penjualan tiket, dengan menggunakan
rumus regresi berganda menurut Ridwan dan Akdom (2007 : 142) yaitu :
Y = b0
+ b1
X1 + b2
X2 + e
Di mana :
Y
= Penjualan tiket
(lembar)
X1
|
= Harga jual (Rupiah)
|
X2
|
= Promosi
(Rupiah)
|
b0
|
= Nilai
konstanta
|
b1,b2 =
Koefisien regresi
3. Analisis
korelasi adalah suatu análisis untuk melihat sejauh mana hubungan antara harga
jual dan promosi terhadap peningkatan penjualan tiket dengan menggunakan rumus
menurut Ridwan dan Akdom (2007 : 142) yaitu :
b1∑x1y + b2∑x2y
KP =
∑y2
Dimana :
Y = Penjualan tiket (lembar)
X1 = Kebijakan harga jual (Rp)
X2 = Biaya promosi (Rp)
b1, b2 =
Koefisien regresi
3.5
Definisi Operasional Variabel
Dalam penulisan
skripsi maka penulis menggunakan beberapa istilah sehingga didefinisikan secara
operasional agar menjadi petunjuk dalam penelitian ini yaitu :
1. Promosi
merupakan kegiatan-kegiatan yang dilakukan perusahaan PT. Maniela Tour &
Travel untuk mendorong konsumen membeli produk dan jasa yang ditawarkan dengan
berbagai jenis periklanan yang dilakukan, melalui media cetak yaitu surat kabar
dan potongan harga.
2. Harga
adalah nilai jual tiket yang ditetapkan oleh perusahaan PT. Maniela Tour &
Travel dalam satuan Rupiah (Rp).
3. Volume
penjualan adalah total penjualan yang dinilai dengan unit oleh perusahaan dalam
periode tertentu untuk mencapai laba yang maksimal sehingga dapat menunjang
pertumbuhan perusahaan.
BAB IV
ANALISIS DAN
PEMBAHASAN
4.1
Analisis Perkembangan Penjualan Tiket
Dalam
meningkatkan kinerja penjualan, salah satu upaya yang ingin dicapai oleh setiap
unit usaha jasa travel adalah dengan meningkatkan hasil penjualan tiket, guna
menunjang aktivitas operasional perusahaan.
Untuk
meningkatkan volume penjualan tiket, salah satu faktor yang berpengaruh adalah
dengan melakukan perkembangan kinerja penjualan dalam pemasaran tiket. Sebab
dengan penerapan manajemen pemasaran, akan secara langsung mempengaruhi volume
penjualan.
PT.
Maniela Tours & Travel di Makassar, adalah perusahaan yang bergerak di
bidang penjualan tiket. Dalam melaksanakan usaha penjualan tiket maka
perusahaan tersebut di atas dalam tahun 2006 s/d 2010 mengalami perkembangan penjualan.
Namun dalam tahun 2010 mengalami penurunan penjualan. Dengan adanya penurunan
penjualan maka perlu dilakukan analisis penjualan dalam pemasaran tiket. Hal
ini untuk melihat naik (turunnya) penjualan tiket dalam 5 tahun terakhir (tahun
2006 - 2010).
Berikut
ini akan disajikan analisis perkembangan volume penjualan tiket dalam 5 tahun
terakhir, yang dapat dilihat melalui tabel I yaitu :
TABEL I
PERKEMBANGAN VOLUME PENJUALAN TIKET
LION RUTE ”MAKASSAR - JAKARTA” PADA PT. MANIELA TOURS & TRAVEL DI MAKASSAR
TAHUN 2006 S/D 2010
Volume Penjualan
|
Harga Jual
|
Nilai Penjualan
|
|
Tahun
|
(Lembar)
|
(Rp)
|
(Rp)
|
2006
|
1.318
|
Rp. 735.000
|
968.730.000
|
2007
|
1.336
|
Rp. 765.000
|
1.022.040.000
|
2008
|
1.381
|
Rp. 775.000
|
1.070.275.000
|
2009
|
1.397
|
Rp. 800.000
|
1.117.600.000
|
2010
|
1.047
|
Rp. 975.000
|
1.020.825.000
|
Rata-rata
|
1.246
|
Rp. 810.000
|
1.039.894.000
|
Sumber : PT. Maniela Tours &
Travel di Makassar
Berdasarkan data volume penjualan
tiket Lion rute Makassar - Jakarta pada PT. Maniela Tours & Travel, maka
dapat disajikan laju pertumbuhan penjualan tiket sebagai berikut :
1.
Tahun 2006/2007
Besarnya perkembangan penjualan tiket
Lion Rute ”Makassar - Jakarta” untuk periode 2006/2007 dapat ditentukan sebagai
berikut :
1.336 – 1.318
|
||||
Perkembangan penjualan 2006/2007 =
|
x 100 %
|
|||
1.318
|
||||
=
1,37 %
|
2.
Tahun 2007/2008
Besarnya perkembangan penjualan tiket
Lion Rute Makassar- Jakarta untuk tahun 2007/2008 dapat ditentukan sebagai
berikut :
1.381 – 1.336
Perkembangan
penjualan 2007/2008 =
|
x 100 %
|
||
1.336
= 3,37 %
3.
Tahun 2008/2009
Besarnya perkembangan penjualan tiket
Lion Rute Makassar- Jakarta untuk tahun 2008/2009 dapat ditentukan sebagai
berikut :
1.397 – 1.381
Perkembangan penjualan 2008/2009 =
|
x 100 %
|
||
1.381
= 1,16 %
4.
Tahun 2009/2010
Besarnya perkembangan penjualan tiket
Lion Rute Makassar- Jakarta untuk tahun 2009/2010 dapat ditentukan sebagai
berikut :
1.047
- 1.397
|
|||
Perkembangan
penjualan 2009/2010 =
|
x 100 %
|
||
1.397
|
|||
= 25,06 %
Untuk lebih
jelasnya hasil perhitungan pertumbuhan penjualan tiket Lion Rute ”Makassar -
Jakarta” yang dapat dilihat melalui tabel II yaitu sebagai berikut :
TABEL II
PERKEMBANGAN VOLUME PENJUALAN TIKET LION
RUTE ”MAKASSAR - JAKARTA” PADA PT. MANIELA TOURS & TRAVEL
DI MAKASSAR
TAHUN 2006 S/D TAHUN 2010
Tahun
|
Volume Penjualan
|
Perkembangan
Penjualan
|
||
Tiket (Lembar)
|
Lembar
|
%
|
||
2006
|
1.318
|
-
|
-
|
|
2007
|
1.336
|
18
|
1,37
|
|
2008
|
1.381
|
45
|
3,37
|
|
2009
|
1.397
|
16
|
1,16
|
|
2010
|
1.047
|
-350
|
-25,06
|
|
Total
|
943.135
|
-271
|
19,16
|
|
Rata-rata
|
157.189
|
-68
|
-4,79
|
|
Sumber : Hasil olahan data
Berdasarkan hasil olahan data
menunjukkan bahwa prosentase perkembangan jumlah penjualan tiket dalam lima
tahun (tahun 2006 s/d tahun 2010) nampak bahwa pada tahun terakhir yakni pada
tahun2 010 mengalami penurunan. Di mana rata-rata penurunan volume penjualan
tiket yang rata-rata menurun sebesar 68 lembar atau 4,79 %. Terjadinya
penurunan dalam penjualan tiket Lion rute ”Makassar-Jakarta ” adalah disebabkan
karena adanya pengaruh penetapan harga jual yang sedikit lebih tinggi jika
dibandingkan dengan perusahaan travel lainnya. Dengan adanya penurunan
penjualan maka upaya yang dilakukan oleh perusahaan adalah dengan melakukan perbaikan
strategi marketing mix dalam pemasaran tiket.
4.2
Analisis Harga dan Promosi
4.2.1
Analisis Harga
Harga merupakan satu-satunya unsur
bauran pemasaran yang memberikan pendapatan bagi perusahaan. Akan tetapi,
keputusan mengenai harga tidak mudah untuk dilakukan. Di satu sisi, harga yang
terlalu mahal dapat meningkatkan laba jangka pendek, tetapi di sisi lain akan
sulit dijangkau oleh konsumen.
Untuk lebih jelasnya akan disajikan
data perkembangan harga jual tiket Lion Rute Makassar-Jakarta pada PT. Maniela
Tours & Travel, yaitu :
TABEL III
PERKEMBANGAN
HARGA JUAL TIKET LION
MAKASSAR -
JAKARTA TAHUN 2006 – 2010
Harga Jual Tiket / Lembar
|
Perkembangan
|
||
Tahun
|
|||
(Rp)
|
Persentase (%)
|
||
2006
|
735.000
|
-
|
|
2007
|
765.000
|
4,08
|
|
2008
|
775.000
|
1,31
|
|
2009
|
800.000
|
1,93
|
|
2010
|
975.000
|
23,41
|
|
Rata-rata
Perkembangan (%)
|
7,68
|
||
Sumber : PT. Maniela Tours &
Travel di Makassar
Berdasarkan
tabel III tersebut, maka dapat dikatakan bahwa rata-rata harga jual tiket
meningkat sebesar 7,68% pertahun. Dimana dapat dilihat bahwa dalam tahun 2006 -
2007 meningkat sebesar 4,08 % tahun 2007 - 2008 meningkat 1,31 %, tahun 2008 -
2009 meningkat sebesar 1,93 % dan tahun 2009 - 2010 meningkat sebesar 23,41 %.
4.2.2
Analisis Promosi
Dalam
rangka memperlancar penjualan tiket maka upaya yang dilakukan oleh perusahaan
adalah dengan melakukan penerapan promosi. Dimana dalam melakukan pemasaran
tiket oleh perusahaan maka salah satu faktor yang berpengaruh adalah melalui
penerapan strategi promosi. Dengan penerapan strategi promosi yang akurat maka
akan menunjang perkembangan volume penjualan tiket Lion rute Makassar -
Jakarta.
Kegiatan
promosi yang dilakukan oleh perusahaan adalah dengan melakukan potongan harga (discount)
kepada konsumen yaitu jika konsumen melakukan pembelian tiket dalam jumlah
besar yaitu diatas 10 lembar maka diberikan discount 10 %, dan disamping itu
dimaksudkan untuk dapat merangsang konsumen untuk melakukan pembelian ulang.
Berikut
ini akan disajikan biaya promosi yang dikeluarkan oleh perusahaan PT. Maniela
Tours & Travel dalam penjualan tiket yang dapat dilihat melalui tabel IV
sebagai berikut :
TABEL IV
BIAYA PROMOSI DALAM PEMASARAN TIKET
LION RUTE “MAKASSAR - JAKARTA PADA PT. MANIELA TOURS & TRAVEL DI MAKASSAR
TAHUN 2006 S/D TAHUN 2010
Tahun
|
Biaya Promosi
|
Peningkatan/Penurunan
|
|
(Rp)
|
Biaya Promosi (%)
|
||
2006
|
9.350.000
|
-
|
|
2007
|
10.050.000
|
7,49
|
|
2008
|
11.950.000
|
18,90
|
|
2009
|
12.050.000
|
0,84
|
|
2010
|
8.850.000
|
-26,56
|
|
Rata-rata
Perkembangan (%)
|
0,16
|
||
Sumber : PT.
Maniela Tours & Travel di Makassar
Berdasarkan tabel tersebut di atas,
maka dapat dikatakan bahwa rata-rata biaya promosi mengalami peningkatan
sebesar 0,16% setiap tahunnya, dimana hal ini dapat dilihat dari bahwa dalam
tahun 2006/2007 meningkat sebesar 7,49 %, tahun 2007/2008 meningkat sebesar
18,90 %, tahun 2008/2009 meningkat sebesar 0,84 %, namun dalam tahun 2009 -
2010 menurun sebesar -26,56 %.
4.3
Analisis Regresi Berganda
Analisis regresi berganda adalah
suatu analisis yang dipergunakan untuk menentukan sifat hubungan antara harga
jual (X1),
biaya promosi (X2)
dengan
volume penjualan (Y) dengan bentuk
persamaan sebagai berikut : Y = b0
+ b1
X1 + b2
X2 + e
Berdasarkan persamaan regresi
tersebut di atas, maka untuk mengetahui sejauh mana pengaruh harga dan promosi
terhadap volume penjualan maka digunakan program SPSS versi 17, yang dapat
dilihat pada tabel berikut ini :
TABEL V
HASIL REGRESI
DENGAN SPSS ATAS HARGA JUAL (X1)
DAN BIAYA
PROMOSI (X2) DENGAN
VOLUME PENJUALAN TIKET (Y)
Unstandardized
|
Standardized
|
||||||
Coefficients
|
Coefficients
|
||||||
Model
|
B
|
Std.
Error
|
Beta
|
t
|
Sig.
|
||
1
|
(Constant)
|
1690.966
|
125.667
|
13.456
|
.005
|
||
Harga Jual
|
-1.058
|
.100
|
-.708
|
-10.633
|
.009
|
||
Biaya
Promosi
|
.044
|
.006
|
.456
|
6.846
|
.021
|
||
R = 0,996
|
Fhitung =
138,693
|
||||||
R2 =
0,993
|
Sig
|
=
0,007
|
|||||
a.
Dependent Variable: Volume Penjualan
|
|||||||
Sumber : Hasil
olahan data dengan program SPSS (lihat lampiran)
|
Berdasarkan
tabel V hasil analisis regresi berganda mengenai harga jual dan biaya promosi
yang berpengaruh terhadap volume penjualan, maka dapat disajikan persamaan
regresi yakni sebagai berikut :
Y = 1.690,966 - 0,708
X1 + 0,456 X2
Di
mana
|
:
|
|
b0
|
=
|
1.690,966 merupakan nilai konstant, dengan kata
lain jika harga jual dan
|
biaya
promosi tidak berubah maka nilai penjualan tiket sebesar 1.690,966 lembar.
b1X1
= -0,708 yang artinya apabila harga jual (X1)
dinaikkan sebesar Rp.100.000
per
lembar maka pengaruhnya atas volume penjualan tiket akan menurun sebesar
0,708%.
b2X2
= 0,458 yang artinya apabila biaya promosi (X3)
meningkat sebesar Rp. 100.000
maka
pengaruhnya atas volume penjualan akan meningkat sebesar 0,458%.
Sedangkan untuk
mengetahui sejauh mana korelasi atau hubungan antara harga jual (X1)
dan biaya promosi (X2)
dengan volume penjualan (Y) dapat diuraikan
sebagai
berikut : rx1y
= -0,893
rx2y =
0,939
Dari hasil
analisis maka untuk rx1y = - 0,893, yang
menunjukkan terdapat
hubungan
yang signifikan dan negatif antara kenaikan harga jual dengan volume
penjualan
tiket. Sedangkan untuk rx2y = 0,939 yang
menunjukkan terdapat
hubungan
yang signifikan dan positif antara promosi dan volume penjualan tiket.
4.4
Uji Hipotesis
Kemudian
pembuktian tiap-tiap variabel harga jual dan biaya promosi, dapat diuraikan
sebagai berikut :
1. Uji
t hitung X1
= harga jual
a.
T hit
< t tabel
= Ho ditolak (tidak signifikan) T hit
> t tabel
= Ho diterima (signifikan)
b.
Level signifikan = 95 %
α = 0,05
c.
Derajat kebebasan (df)
n – k -1
5
– 2 – 1 = 2
d.
t hitung = -10,633
t tabel = (0,05 , 4) = 2,132
Pengaruh harga (X1)
terhadap volume penjualan tiket (Y) dengan tingkat kepercayaan 95 % dapat
dikatakan
berpengaruh nyata.
2. Uji t hitung = Biaya
promosi
a.
Ho : b2 (1 = 0
(tak ada pengaruh X terhadap Y) Ha : b1 (1 ≠ 0 (ada pengaruh
X terhadap Y)
b.
Level signifikan = 95 %
α = 0,05
c.
Derajat kebebasan (df)
n – k -1
5
– 2 – 1 = 2
d.
t hitung = 6,746
t tabel = (0,05 , 2) = 2,132
Pengaruh
biaya promosi (X2)
terhadap volume penjualan tiket (Y) dengan tingkat
kepercayaan 95 %
berpengaruh nyata, oleh karena thit
= 6,746 > ttabel
0,05 (2) = 2,132.
3. Berdasarkan
hasil analisis nilai F hit
dalam perhitungan campuran maka dapat diketahui :
F
hit = 138,693
F
tabel = F 0,05 (2) (2)
= 19
Oleh karena Fhit
= 138,693 > Ftabel
19, maka H0
ditolak dan Ha
diterima, sehingga terdapat hubungan X1,
X2, terhadap Y.
BAB V
P E N U T U P
5.1
Kesimpulan
Dari hasil
pembahasan mengenai pengaruh harga dan biaya promosi maka
dapat
disajikan kesimpulan sebagai berikut :
1. Hasil
analisis regresi maka diperoleh persamaan Y = 1.690,966 - 0,708 X1
+ 0,456 X2,
di mana b0
= 1.690,966 merupakan nilai konstant, dengan kata lain jika harga jual dan
biaya promosi tidak berubah maka nilai penjualan tiket sebesar 1.690,966
lembar, b1X1
= -0,708 yang artinya apabila harga jual (X1)
dinaikkan sebesar Rp.100.000 per lembar maka pengaruhnya atas volume penjualan
tiket akan menurun sebesar 0,708%, b2X2
= 0,458 yang artinya apabila biaya promosi (X2)
meningkat sebesar Rp. 100.000 maka pengaruhnya atas volume penjualan akan
meningkat sebesar 0,458%.
2. Dari
hasil analisis korelasi antara harga dan biaya promosi, menunjukkan bahwa
terdapat hubungan yang signifikan dalam peningkatan volume penjualan sebab r =
0,996, sedangkan R2
= 0,993 yang artinya ada pengaruh dan hubungan yang simultan antara harga dan
promosi terhadap peningkatan volume penjualan tiket Lion Rute Makassar -
Jakarta.
5.2
Saran-saran
Setelah
menyimpulkan hasil analisis, maka akan dicoba memberikan saran-
saran
yang mungkin dapat berguna bagi perusahaan yaitu :
1. Disarankan
kepada perusahaan agar perlunya perusahaan memperhatikan kebijakan marketing
mix khususnya masalah harga yang ditetapkan perusahaan, agar tidak terlalu
tinggi karena dari hasil analisis yang terlihat bahwa apabila harga dinaikkan
akan berpengaruh pada menurunnya penjualan.
2. Disarankan
agar, untuk meningkatkan volume penjualan, perusahaan perlu meningkatkan
anggaran promosi secara signifikan dan penggunaan media yang paling tepat.
DAFTAR PUSTAKA
Alma, Buchari, 2004, Manajemen Pemasaran
Dan Pemasaran Jasa, edisi revisi, cetakan kelima, Penerbit : Alfabeta,
Bandung.
Firdaus Muhammad, 2008, Manajemen
Agribisnis, edisi satu, cetakan pertama, Penerbit : Bumi Aksara, Jakarta
Gregorius, Chandra, 2002, Strategi
dan Program Pemasaran, edisi pertama, cetakan pertama, Penerbit : Andi
Yogyakarta
Gitosudarmo, Indriyo, 2008, Manajemen
Pemasaran, edisi kedua, cetakan keenam, Penerbit : BPFE – Yogyakarta
Gozali Iman, 2009, Ekonometrika,
Teori Konsep dan Aplikasi dengan SPSS 17, Penerbit : Universitas
Diponegoro, Semarang
Kasmir dan Jakfar, 2003, Studi
Kelayakan Bisnis, edisi pertama, cetakan pertama, Penerbit : Prenada Media,
Jakarta
Kotler Philip, dan Kevin Lane
Keller, 2008, Manajemen Pemasaran, terjemahan Hendra Teguh, edisi ketigabelas,
jilid satu dan dua, Penerbit : Prenhalindo, Jakarta
Lupiyoadi, Rambat dan A. Hamdani,
2006, Manajemen Pemasaran Jasa, edisi pertama, cetakan pertama, Penerbit
: Salemba Empat, Jakarta
Machfoedz Mahmud, 2005, Pengantar
Pemasaran Modern, edisi pertama, cetakan pertama, Penerbit : UPP AMP YKPN,
Yogyakarta
----------------------------, 2010, Komunikasi
Pemasaran, edisi pertama, cetakan pertama, Penerbit : Cakra Ilmu,
Yogyakarta
Marbun,
B.N, 2003, Kamus Manajemen, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta
Rangkuti Freddy, 2009, Strategi
Promosi Yang Kreatif, edisi pertama, cetakan pertama, Penerbit : Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta
Radiosunu, 2001, Manajemen
Pemasaran (Suatu Pendekatan Analisis), edisi kedua, cetakan kelima,
Penerbit : BPFE, Yogyakarta
Ridwan
dan Akdom, 2007, Rumus dan Data Dalam Analisis Statistik, cetakan kedua,
Penerbit : Alfabeta, Bandung
Swastha,
Basu dan T. Hani Handoko, 2000, Manajemen Pemasaran, Analisa Perilaku
Konsumen, edisi pertama, cetakan ketiga, Penerbit : BPFE, Yogyakarta
Swastha,
Basu, 2008, Manajemen Pemasaran, Analisa Perilaku Konsumen, edisi
pertama, cetakan keempat, Penerbit : BPFE, Yogyakarta
Siswanto
Sutojo, 2009, Manajemen Pemasaran, edisi kedua, Penerbit : Damar Mulia
Pustaka, Jakarta
Subagio
Ahmad, 2010, Marketing In Busisness, edisi pertama, Penerbit :
Mitra Wacana Media, Jakarta
Tjiptono,
Fandy dan Gregorius Chandra, 2005, Service, Quality dan Satisfaction,
edisi pertama, cetakan kedua, Penerbit : ANDI, Yogyakarta.
, 2009, Strategi
Pemasaran, edisi kedua, cetakan ketujuh, Penerbit Andi, Yogyakarta.
Usmara, Usi,
2008, Pemikiran Kreatif Pemasaran, cetakan pertama, Penerbit : Amara
Books, Yogyakarta
Umar Husain,
2003, Perilaku Konsumen Jasa, cetakan pertama, Penerbit : Ghalia Indonesia,
Jakarta
LAMPIRAN
|
||||||||||
ABSENSI KELOMPOK 4
|
||||||||||
NO.
|
NAMA
|
NIM
|
TANGGAL
|
TOPIK
|
TTD
|
|||||
1
|
SITI MUTZILATUL CHUSNIA
|
12 120 096
|
29-May-13
|
Mencari Sumber Data pada Internet
|
1
|
|||||
2
|
SITI PURWITOSARI
|
12 120 088
|
29-May-13
|
Mencari Sumber Data pada Internet
|
2
|
|||||
3
|
SUCI INDAH MENTARI
|
12 120 128
|
29-May-13
|
Mencari Sumber Data pada Internet
|
3
|
|||||
4
|
WANDANIA PUTRI ANGGRAENI
|
12 120 087
|
29-May-13
|
Mencari Sumber Data pada Internet
|
4
|
|||||
NO.
|
NAMA
|
NIM
|
TANGGAL
|
TOPIK
|
TTD
|
|||||
1
|
SITI MUTZILATUL CHUSNIA
|
12 120 096
|
30-May-13
|
Mengedit dan Merangkum Sumber Data Dari Internet
|
1
|
|||||
2
|
SITI PURWITOSARI
|
12 120 088
|
30-May-13
|
Mengedit dan Merangkum Sumber Data Dari Internet
|
2
|
|||||
3
|
SUCI INDAH MENTARI
|
12 120 128
|
30-May-13
|
Mengedit dan Merangkum Sumber Data Dari Internet
|
3
|
|||||
4
|
WANDANIA PUTRI ANGGRAENI
|
12 120 087
|
30-May-13
|
Mengedit dan Merangkum Sumber Data Dari Internet
|
4
|
|||||
NO.
|
NAMA
|
NIM
|
TANGGAL
|
TOPIK
|
TTD
|
|||||
1
|
SITI MUTZILATUL CHUSNIA
|
12 120 096
|
31-May-13
|
Membuat PPT untuk Presentasi
|
1
|
|||||
2
|
SITI PURWITOSARI
|
12 120 088
|
31-May-13
|
Membuat PPT untuk Presentasi
|
2
|
|||||
3
|
SUCI INDAH MENTARI
|
12 120 128
|
31-May-13
|
Membuat PPT untuk Presentasi
|
3
|
|||||
4
|
WANDANIA PUTRI ANGGRAENI
|
12 120 087
|
31-May-13
|
Membuat PPT untuk Presentasi
|
4
|
|||||
NO.
|
NAMA
|
NIM
|
TANGGAL
|
TOPIK
|
TTD
|
|||||
1
|
SITI MUTZILATUL CHUSNIA
|
12 120 096
|
1-May-13
|
Diskusi untuk Persiapan Presentasi
|
1
|
|||||
2
|
12 120 088
|
1-May-13
|
Diskusi untuk Persiapan Presentasi
|
2
|
||||||
3
|
SUCI INDAH MENTARI
|
12 120 128
|
1-May-13
|
Diskusi untuk Persiapan Presentasi
|
3
|
|||||
4
|
WANDANIA PUTRI ANGGRAENI
|
12 120 087
|
1-May-13
|
Diskusi untuk Persiapan Presentasi
|
4
|
|||||
NO.
|
NAMA
|
NIM
|
TANGGAL
|
TOPIK
|
TTD
|
|||||
1
|
SITI MUTZILATUL CHUSNIA
|
12 120 096
|
3-May-13
|
Membagi Tugas Persiapan Presentasi
|
1
|
|||||
2
|
SITI PURWITOSARI
|
12 120 088
|
3-May-13
|
Membagi Tugas Persiapan Presentasi
|
2
|
|||||
3
|
SUCI INDAH MENTARI
|
12 120 128
|
3-May-13
|
Membagi Tugas Persiapan Presentasi
|
3
|
|||||
4
|
WANDANIA PUTRI ANGGRAENI
|
12 120 087
|
3-May-13
|
Membagi Tugas Persiapan Presentasi
|
4
|
|||||
haiii aku ijin copas mini slripsi kamu ya ,,, buat proposal aku . makasiih
BalasHapusijin kopas juga ya, buat tugas kampus, maksih
BalasHapusIjin jadi referensi untuk tugas kampus yah. Tq :)
BalasHapusIjin save yh biar jadi referensi buat tugas kuliah
BalasHapusIjin save yh biar jadi referensi buat tugas kuliah
BalasHapussangat terbantu oleh postingannya mba sebagai refrensi nanti, sebelumnya makasih banyak :)
BalasHapusHai kak. Izin copast mini skripsi nya untuk bahan TA.Terima kasih banyak
BalasHapus